Tak Ada Biaya Berobat, Ucok Harus Jalani Amputasi Akibat Penyakit Diabetes

SUARAPUBLIK.ID,PALEMBANG – Ucok (39) warga kurang beruntung yang viral di media sosial dan membutuhkan bantuan untuk biaya berobat. Kini, baru saja menjalani amputasi di empat jari kaki sebelah kirinya, akibat mengidap penyakit diabetes.

Ucok, warga Jalan Sukabangun 2 Lorong Sukamandi Kecamatan Sukarame Palembang, yang tinggal bersama ibunya di sebuah bedeng.

Saat ditemui di kediamannya, Ucok tampak sedang duduk lemas di atas kasur yang berada di ruang tamu bedeng tempatnya tinggal.

Bukan hanya itu, bahkan tercium aroma tak sedap menusuk hidung dari arah kakinya yang sudah diamputasi meski sudah dibalut perban.

“Iya masih sakit,” jawabnya dengan sedikit meringis menahan sakit di kakinya,” Jumat (28/1/2022).

Pria yang dulu bekerja sebagai tukang ojek tersebut saat ini sudah kesulitan dalam beraktivitas.

Jangankan berjalan atau mencari nafkah seperti biasa, untuk melakukan aktivitas mandi hingga buang air kecil saja, kerap dilakukan Ucok di atas kasur tipis di ruang tamu bedeng yang dia tinggali. “Saya ada kursi roda, dikasih pinjam sama tetangga.”

Baca Juga :  Kurangi Tingkat Kejahatan, Polsek Seberang Ulu Dua Razia Miras

Kursi roda itulah yang sering dipakai waktu pergi ke rumah sakit. Kondisi ini dialami berawal dari usai kaki kirinya tidak sengaja mengalami luka dikarenakan terkena standar motor di penghujung November 2021 lalu.

“Luka awalnya kecil, kurang dari satu bulan langsung melebar hingga berujung dengan tindakan amputasi di empat jari di kaki saya,” ujarnya

Ia mengaku memang sudah lama terkena diabetes, bahkan sebelumnya sudah tiga kali menjalani tindakan operasi tepatnya di bagian belakang kepala, leher dan pundak.

Artinya, operasi tersebut adalah kali keempat yang sudah dia jalani. “Saya punya KIS dari pemerintah. Jadi biaya operasinya dari sana,” ujarnya.

Ucok kini hanya bisa bergantung pada
Komariah, yang merupakan ibunya yang sudah berusia 60 tahun.

Ucok merupakan anak tunggal, ia tidak memiliki kakak beradik kandung ditambah lagi dia tidak memiliki anak maupun istri.

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga kecil ini hanya membuka usaha warung kecil di bedeng yang mereka tempat dengan penghasilan kotor antara Rp 30-50 ribu sehari.

Baca Juga :  PTSB Masuk Dalam  Holding SIG, Herman Deru Yakin Mampu Berikan Efek Baik Bagi Daerah

Sedangkan sisa penghasilan mereka didapat dari bantuan seikhlasnya dari warga sekitar.

Diakuinya, Ucok sangat tidak tega melihat kondisi memprihatinkan sang ibu dimasa tuanya. Namun dia tidak bisa banyak berbuat sebab kondisi yang dialaminya saat ini.

“Ibu saya kadang juga ikut kerja di catering. Seperti sekarang ini, lagi ikut cuci piring di katering jadi sekarang lagi keluar kota. Selama ibu pergi, ada bibi yang datang ke sini untuk jaga saya,” ujarnya.

Dengan segala keterbatasan yang ada, Ucok dan ibunya masih harus berjuang setelah proses amputasi yang sudah dilakukan.

Setiap hari, luka di kakinya harus dibersihkan secara khusus oleh tenaga medis dengan biaya jasa Rp.100 ribu untuk sekali panggil.

Sebab bila tidak dibersihkan, maka luka tersebut akan mengeluarkan aroma tidak sedap timbah lagi dengan rasa gatal dan perih yang teramat sangat sehingga membuat Ucok tidak nyaman.

Baca Juga :  OPD Dituntut Lebih Berinovasi Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat

Biaya itu mesti dikeluarkan secara pribadi sebab tidak ditanggung oleh pemerintah.

“Dapat uangnya dari bantuan orang-orang di sini, baru bisa dipanggil perawat. Untung masih ada orang-orang baik. Tapi kadang juga tidak ada uangnya, ya saya bisa apa,” ujarnya seraya menghela napas.

Ucok dan ibunya kini juga dilanda rasa khawatir dengan biaya kontrakan bedeng yang sudah tiga bulan berturut-turut belum mereka bayar.

Dia sangat takut pemilik bedeng akan bertindak tegas dengan mengusir mereka dari tempat yang sudah tiga tahun mereka huni.

“Misalnya diusir, kami mau tinggal dimana. Kondisi saya juga lagi begini, takut nanti diusir,” ucapnya.

Untuk itu, Ucok sangat berharap uluran tangan dermawan maupun pemerintah dalam membantu biaya pengobatan serta kehidupannya dan sang ibu selama sakit.

“Saya cuma ingin sembuh agar  bisa cari uang lagi dan sehat seperti dulu. Kalau saya sembuh ibu tidak harus kerja lagi,” tutupnya. (Etr)

    Komentar