Serunya Tradisi Adat Nagari Sungai Tanang “Bacarotai” Ikan

Politik84 Dilihat

SUARAPUBLIK, Bukittinggi : Tujuh tahun tidak dilaksanakan atau terakhir tahun 2011 lalu, alek Nagari atau Desa Adat “Bacarotai”, Minggu (30/1/2018), kembali digelar di Nagari Sungai Tanang, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam.

Acara Bacarotai atau menangkap ikan bersama sama dengan alat sederhana ini, dipusatkan di Tabek Gadang (Kolam Besar) milik Nagari itu, diikuti ribuan peserta yang berasal dari anak nagari setempat, perantau yang sengaja pulang ke kampung halaman, serta masyarakat lain dari berbagai daerah yang sengaja datang untuk ikut serta.

Wali Nagari Sungai Tanang Ferry Nata Kusuma mengatakan, kegiatan Bacarotai itu memang selalu ditunggu tunggu oleh masyarakat, apalagi setelah lama tidak dilaksanakan, dan selepas subuh ribuan masyarakat sudah berkumpul dipinggi Tabek Gadang, dan mereka langsung beramai-ramai menangkap ikan.

“Setiap warga atau peserta Bacarotai, dibebaskan membawa tangkapannya pulang tanpa pungutan biaya, dan diperkirakan pada Alek Nagari kali ini ada 2 ribuan peserta yang ikut serta memeriahkan kegiatan ini,” ujarnya.

Menurut Ferry Nata Kusuma mengatakan, animo masyarakat sangat tinggi mengikuti kegiatan ini, dan Tabek Gadang Sungai Tanang ini merupakan salah satu kolam terbesar di Kabupaten Agam, panjangnya sekitar 800 meter dan lebar 50 meter dengan titik terdalam mencapai 3 meter. Dahulunya lahan ini milik ampek suku di Sungai Tanang, yakni suku Koto, Simabua Tangah, Sikumbang, dan Pisang, yang kini sudah menjadi aset Masjid Jamiak Sungai Tanang.

“Agar memudahkan peserta dalam menangkap ikan, sebelum kegiatan dimulai kolam ini secara perlahan disusutkan airnya. Saat airnya sudah berketinggian di bawah satu meter, warga kemudian berhamburan mengepung ikan menggunakan tangguknya untuk menangkap segala jenis ikan air tawar semisal Ikan Mas, Mujair, Nila dan Tawas,” jelasnya.

Ferry Nata Kusuma menambahkan, jumlah ikan dalam Tabek Gadang ini diperkirakan mencapai 3 ton, hanya saja kalau ada yang dapat ikan Koi atau ikan hias, harus dikembalikan karena akan kita pindahkan.

“Tidak ada yang mengetahui kapan tradisi ini dijalankan anak nagari untuk pertama kalinya, namun yang jelas sejak dekade 1950-an tradisi ini sudah ada, dan tradisi yang bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan kegembiaraan anak Nagari Sungai Tanang ini akan terus dipertahankan,” ungkapnya.

Pantauan di lokasi Tabek Gadang, kondisinya sangat penuh sesak oleh warga. Pria maupun wanita dari segala umur tampak membaur demi menangkap ikan dengan ukuran yang cukup besar, sementara di pinggir Tabek ini penonton juga bertumpukan menyaksikan keseruan Alek Nagari Sungai Tanang ini.

Pada  momentum kali ini tutur Ferry Nata Kusuma, usai tradisi Bacarotai ini, pihak Nagari Sungai Tanang akan memperbaiki Tabek yang bocor, nantinya akan ditambal, dan dipinggiran Tabek juga akan ditambah sarana berupa jalan lingkar, untuk berolahraga masyarakat.

Disamping itu, untuk menyemarakan kegiatan itu juga dilaksanakan lomba fotografi, dengan tema “Aktivitas dan Kegiatan Bacarotai Nagari Sungai Tanang 2018. Lomba ini dibagi dua kategori, pertama peserta lomba menggunakan kamera profesional seperti DSLR, Mirrorles, dan kemudian bagi mereka yang menggunakan Kamera HP jenis Android.

Ketentuannya, hasil foto harus dia upload di akun Instagram Nagari Sungai Tanang, paling lambat 3 Oktober 2018 mendatang. Bagi pemenang yang diumumkan satu minggu mendatang, selain mendapatkan hadiah berupa uang tunai, juga mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Nagari. (YSM)

    Komentar