SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Sumatera sebanyak 4.082,8 hektare hutan dan lahan terbakar di Sumatera Selatan.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto menjelaskan, bahwa 4 ribu lebih hektare lahan tersebut dengan rincian 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut.
“Jadi berdasarkan hasil citra satelit, sepanjang Januari hingga Agustus 2023 setidaknya sudah ada 4.082,8 hektare lahan yang terbakar di Sumsel,” jelas dia, Selasa (19/8/2023).
Sebelumnya, kata Ferdian, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru sudah menetapkan status siaga sejak Maret lalu.
“Dari awal tahun kami juga sudah mengantisipasi, mulai dari kegiatan pencegahan bersama masyarakat di desa-desa yang rawan karhutla, patroli, serta pembukaan posko-posko kebakaran,” kata dia.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengerahkan sejumlah personil dari Manggala Agni (MA).
“Untuk Manggala Agni sudah ada 240 orang yang diterjunkan ke daerah rawan karhutla, 10 hari yang lalu saya juga BKO kan 45 personil tambahan dari Jambi untuk bergabung memadamkan api di OKI,” terang dia.
“Karena Kabupaten OKI paling luas terjadi karhutla,” tambah dia.
Setidaknya, Ferdian mengungkap, ada 2.625,0 hektare luas lahan yang terbakar di Kabupaten OKI dengan rincian 1.639,1 lahan mineral dan 985,9 lahan gambut.
Menurut Ferdian, meluasnya kebakaran hutan dan lahan di OKI dikarenakan Hari Tanpa Hujan (HTH) yang sudah berlangsung lebih dari 60 hari.
“Ditambah sebagian besar wilayah OKI lahan gambut, sehingga bila terbakar akan sulit dipadamkan,” ungkap dia.
Lanjut dikatakan Ferdian bahwa di OKI juga masih banyak terdapat titik hotspot. “Makanya saat ini kami fokus melakukan pemadaman di OKI yang dibantu dari satgas darat dan Water Bombing (WB),” ujar dia.
Lebih lanjut Ferdian mengatakan bahwa kondisi asap yang masuk Palembang akibat dari kebakaran di OKI. “Mudah-mudahan pemadaman dapat segera tuntas, dan kondisi udara kita kembali normal,” terang dia. (ANA)
Komentar