Rangkul Anak Punk, Ini Cara Persuasif Satpol PP

Musi Banyuasin42 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, MUSI BANYUASIN – Anak punk yang berasal dari lintas daerah masuk ke Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kerap dianggap meresahkan masyarakat. Penampilan yang urakan penuh tato, menciptakan rasa takut bagi warga sekeliling.

Meski demikian, upaya persuasif untuk memberikan pemahaman melalui pembinaan terus dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Muba.

Kepala Satpol PP Muba, Erdian Syahri, mengatakan persoalan anak punk ini hampir terjadi di berbagai daerah. Satpol PP Muba juga kerap melakukan patroli, dan menemukan adanya sekelompok anak punk. Pihaknya pun, selalu megedepankan tindakan pendekatan secara persuasif.

“Kami sering menertibkan anak punk, namun dilakukan secara persuasif. Kita panggil, kita ajak komunikasi. Sehingga kita mengetahui apa penyebab mereka seperti itu,” ungkap Erdian.

Ia menyebut, banyak faktor yang melatarbelakangi mereka seperti ini. Dari hasil komunikasi dan pendekatan persuasif yang dilakukan, penyebab mereka menjadi ikut dalam komunitas anak punk di antaranya, faktor keluarga.

Ada juga rasa jenuh, misalnya sekolah dan sebagainya. Sehingga menyebabkan seringkali mereka memilih berjalan-jalan dari satu tempat ke kota-kota lain.

“Seperti kemarin, ada adik-adik kita ini yang datang ke kita dalam kondisi sakit. Sudah kita bantu pengobatan. Setelah itu kita berikan nasehat dan pemahaman serta pembinaan. Namun menurut kami hal itu tidak cukup hanya sebatas itu saja,” terangnya.

Dari itu, Satpol PP Muba kedepan tidak hanya akan melakukan upaya sebatas memberikan pemahaman dan pembinaan secara moril, namun pihaknya akan menyalurkan bakat yang mereka miliki agar mampu hidup mandiri.

“Menurut kami mereka ini masih memiliki sisi-sisi baik. Kami mencoba untuk mencarikan jalan keluar, seperti mengkoordinasikan kepada pihak-pihak terkait untuk bisa menyalurkan keahlian yang mereka miliki. Kita akan terus berupaya melakukan pendekatan persuasif untuk mengajak mereka dalam hal-hal kebaikan,” ujarnya. (ANA)

    Komentar