SUARAPUBLIK, Bukittinggi : Peletakan batu pertama pembangunan kembali atau ground breaking Pasa Ateh Bukittinggi dilaksanakan hari ini, diawali dengan penekanan tombol serine dan penandatangan prasasti oleh Wali Kota Bukittinggi M. Ramlan Nurmatias, Senin (22/10/2018).
Pada kesempatan itu, Wali Kota Bukittinggi didampingi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan Niniak Mamak Tokoh Adat Kurai, Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat, dan Direktur Operasi II Abipraya – Penta KSO, bertempat di lokasi pembangunan Pasa Ateh.
Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat, Gatot Joko Sungkawa mengatakan, proyek ini sudah dikontrak sejak 20 Agustus 2018. Dalam prosesnya, pembangunan Pasa Ateh menggunakan metode Design and Build, menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), sebesar Rp292 miliar lebih.
“Target kita akhir Desember 2019 selesai dan diserahkan kepada Pemerintah Kota Bukittinggi. Pasa Ateh dibangun empat lantai, didesain dengan persyaratan tekhnis keamanan yang mumpuni. Pasa ateh juga dibangun dengan konsep Green Building yang hemat energi, aman dari bencana, nyaman, sehat bagi pedagang dan pengunjung serta dapat memfasilitasi seluruh lapisan masyarakat termasuk para penyandang disabilitas,” jelasnya.
Menurut Gatot Joko Sungkawa, Pasa Ateh dibangun empat lantai, dengan 834 kios dan 315 los. Dilengkapi food court pada bagian roof top dan memnag akan menjadi Pasar percontohan di Indonesia.
Direktur Operasi II Abipraya-Penta KSO, Widyo Praseno menuturkan, selalu kontraktor pelaksana pihaknya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan untuk pembangunan kembali Pasa Ateh, meskipun target kontrak harus selesai pada Desember 2019, pihaknya akan upayakan percepatan pembangunannya hingga Oktober 2019. Sehingga pasar nantinya dapat segera dimanfaatkan.
“Bangunannya berintegrasi Dengan Jam Gadang. Pasa Ateh ini diharapkan dapat menjadi destinasi wisata belanja bagi warga Bukittinggi, apalagi bagi wisawan lokal dan mancanegara. Bangunan pasar atas didesain dengan konsep green building madya, yang harus memenuhi unsur reuse, reduce dan ricycle,” ulasnya.
Pada kesempatan yang sama Wali Kota Bukittinggi M. Ramlan Nurmatias mengungkapkan rasa syukur, dengan telah dimulainya pembangunan kembali Pasa ateh Yang sudah dinanti-natikan masyarakat.
“Pembangunan ini memang merupakan hasil kerja keras bersama dan dukungan masyarakat. Karena sangat jarang pemerintah daerah mendapat dukungan penuh dari pusat dengan anggaran ratusan miliar rupiah ini,” sebutnya.
- Ramlan Nurmatias mengaku, berbagai upayaa telah diusahakan dan rutin menjalin komunikasi dengan pusat. Alhamdulillah, berkat kerja keras dan dukungan serta doa masyarakat semua, pemerintah pusat bersedia menganggarkan dana sebesar Rp292 miliar. Sehingga hari ini dilaksanakan peletakan batu pertama atau ground breaking.
“Pekerjaan akan berlangsung 1×24 jam dengan sistem 3 shift. Hal ini dilakukan agar pekerjaan dapat segera diselesaikan. Memang dari kebakaran Pasa Ateh Oktober 2017 lalu, terdapat 763 pedagang yang menjadi korban dan 466 pkl terdampak. Untuk itu, akan kita bangun pasa ateh dengan empat lantai, 834 kios dan 315 los. Bagian basement dibangun untuk dapat menampung 234 kendaraan roda empat,” ungkapnya.
- Ramlan Nurmatias menambahkan, bangunan harus dibangun dengan sistem ramah atau anti gempa. Sistem pembangunan green building, semua pertokoan menghadap ke dalam dan tidak ada menghadap keluar, semua harus rapi dan tertib.
“Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat bukittinggi, kami berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memberikan perhatian serta kepedulian kepada Bukittinggi. Kami juga mohon kepercayaan dan dukungan dari pedagang serta masyarakat dalam pembangunan pasa ateh ini,” tukasnya. (YSM)
Komentar