SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjelaskan cara terbaik menanam umbi porang, yakni baik ditanam ketika musim hujan.
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian mengatakan, bulan November dan Desember merupakan cara yang terbaik menanam porang, karena bulan tersebut bulan musim hujan.
“Kalau musim hujan porang tambah subur, namun untuk tahapan penanaman porang yaitu bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas,” katanya, Rabu (29/9/2021).
Rudi menambahkan, dalam setiap lubang tanaman harus diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan. Tutup bibit dengan tanah halus atau tanah olahan setebal ±3 cm.
Karena, tanaman porang merupakan tanaman yang tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif.
“Penyiangan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara. Sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam,” katanya.
Penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul. Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompos.
Lalu pemupukan, pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim hujan).
Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 g/lubang dan SP 36,5 g/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang. Kemudian untuk pengendalian hama dan penyakit, hama yang ditemukan menyerang tanaman porang adalah belalang, ulat makasar orketti, ulat umbi araechenes dan nematoda.
Sedangkan penyakit umum porang adalah busuk batang semu, layu daun oleh jamur Sclerotium sp, Rhyzoctonia sp, Cercospora sp.
Pengendalian nematoda jenis Heterodera sering menyerang umbi porang dapat menggunakan Carbofuran, sedangkan pengendalian penyakit dapat gunakan fungisida Ridomil dan Benlate, dan pengendalian hama dapat gunakan Basudin dan Thiodan.
Hama besar seperti babi hutan, landak atau tikus tidak perlu dicemaskan, karena umbi porang banyak mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan muntah, gatal pada lidah dan kerongkongan bila bagian tanaman dimakan mentah.
“Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 1 atau sampai 3 tahun. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya,” katanya
Menurut Rudi, tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 6 – 8 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat /dorman dan daunnya akan layu, sehingga tampak seolah-olah mati. (Nat)
Komentar