SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Sup memang menjadi menu andalan bagi masyarakat Indonesia. Namun ada yang berbeda dengan sup yang di sajikan di Dragon Hot Pot, resto No Lard & No Pork di Komplek Pujasera di Jalan Veteran Palembang.
Hot pot sendiri merupakan teknik masak dari China dengan cara membuat sup langsung saat makan. Dragon Hot Pot memiliki keistimewaan dengan menghadirkan tiga jenis sup seperti Collagen Bone Broth, sari sumsum terbaik dari tulang muda sapi yang direbus kurang lebih 12 jam sehingga tekstur kuah menjadi kental dan lezat.
Adapun Sup lainnya ada Ma La Tang, kombinasi beberapa herbs dari gunung Emei, Sichuan, dan China dengan tekstur kental dan rasa yang unik. Terakhir ada Ma La Ban, sup versi kering, di mana semua bahan makanan yang dipilih akan ditumis.
Selain itu, para tamu juga dapat memilih tingkat kepedasan sup mulai dari level mild, hot, fire hot, hingga level paling pedas dragon hot.
“Bumbu sup rempah terbuat dari 12 macam rempah dengan empat macam jenis mala yang didatangkan langsung dari Sichuan. Seperti kebanyakan orang Palembang suka ya, sup ini kita sajikan dengan cita rasa pedas dan gurih. Pokoknya nendang banget,” tutur Ian Hendarto, pemilik Dragon Hot Pot Indonesia.
Sup di Dragon Hot Pot kaya akan kekuatan rempah, ada beberapa manfaat yang didapat. Seperti mala misalnya, sejenis lada yang dapat memberikan rasa hangat pada tubuh, melancarkan peredaran darah, dan sebagai antioksidan.
“Rempah pasti ada manfaatnya buat kita, cuma karena jumlahnya sedikit-sedikit tidak bisa juga ditonjolkan 100 persen kalau makan mala, bisa lancar darah, gak juga, tapi kita upayakan menggunakan bahan makanan atau rempah alami tidak main tembak MSG,” ujarnya.
Sementara Valentinus Ivan, pemilik Dragon Hot Pot Cabang Palembang menambahkan, untuk bahan isian hot pot tersedia banyak pilihan ada aneka daging, seafood, jamur, dan sayuran segar.
“Jadi sistemnya, konsumen tinggal pilih bahan isian yang kita sediakan di lantai 1. Kita menyediakan cukup banyak sekitar 85 pilihan.
Setelah itu, ditimbang sama karyawan kita berapa beratnya, lalu tinggal pilih kuah,” terangnya.
Untuk bahan isian, usaha waralaba dengan jam operasional mulai pukul 11.00 – 21.00 WIB ini hanya mematok satu harga yakni Rp 30.000 per 100 gram. Konsumen bisa pilih isian apa saja dengan minimal pembelian 250 gram. Sementara untuk kuah sup akan diberikan gratis untuk pembelian pertama. Selanjutnya penambahan kuah akan dikenakan biaya Rp 30.000 untuk 300 ml.
“Kenapa kita kenakan biaya, karena untuk proses pembuatan kuah sendiri menggunakan mesin khusus selama berjam-jam,” pungkasnya.
Komentar