Kelola Sendang di Minta Berkelanjutan Dalam Jangka Panjang

SUARAPUBLIK, Palembang,Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendorong Project Lanskap Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang-Dangku (Kelola Sendang) dibawah koordinasi Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Hijau & Kemitraan Pengelolaan Lanskap Ekoregion Provinsi Sumatera Selatan (KOLEGA) tetap terus berlanjut menyusul masa kerja project yang akan berakhir pada tahun 2020.

Hal ini diungkap oleh Direktur Program Kelola Sendang Dangku Prof.Dr. Dhamayanti Buchori menjgukapkan project ini merupakan yang pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang berperan “menjahit” beberapa aspek dalam satu lanskap.

Project ini diakuinya sangat inovatif karena berusaha menunjukkan bagaimana pemerintah dengan privat sector dan komunitas bersama-sama mengelola kawasan landskap dengan intervensi pada beberapa aspek pembangunan berkelanjutan.

“Project kerja kami di antaranya di 2 kabupaten yakni Muba dan Banyuasin. Dari 2.6 juta hektar kami bekerja fokus di 21 desa yang membentang dari taman berbak Sembilang ke suaka marga satwa Dangku. Kami membangun model kemitraan bagaimana bisa konservasi hutan, mencegah Karhutla dan membangun bisnis yang sustainable serta membangun komunitas dan meningkatkan kesejahteran masyarakat dan restorasi pada lahan yang perlu direstorasikan,” jelasnya. usai pertemuan dengan Gubernur Sumatera Selatan, Hermqan Deru, di Palembang, Senin (26/11/2018).

Keunikan lain project ini kata Dhamayanti adalah tata kelolanya yang ada dalam pemerintahan. Hingga saat ini diakui Dhamayanti cukup banyak yang telah dilakukan pihaknya. Capaoan 4 desa di antaranya Karang Agung dimana beberapa warga sudah mendapatkan SK Perhutanan Sosial. Kemudian bersama KLHK dan Sembilang melakukan penanganan perambahan, mendidik petani karet dan sawit yang ramah lingkungan.

” Ini pertama di dunia kita punya struktur yang jelas dan disupport oleh Pemerintah. Untuk kendala sejauh ini tidak ada. Di awal saja kita masih kesulitan memanage proses sebesar ini tapi itu sudah terlewati Keberhasilan ini tak lepas dsri bimbingan pemimpin Sumsel yang visioner,” ucapnya.

Sementara Staff Khusus Gubernur Sumatera Selatan Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim, Najib Asmani, mengatkan, Project Kelola Sendang merupakan satu-satunya project di Indonesia yang menggabungkan berbagai variasi dilapangan yang melibatkan masyarakat, pemerintah dan swasta untuk pengembangan sektor pertanian secara luas.

Najib mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan kedepan menitikberatkan empat fokus utama masalah lingkungan masing-masing penanganan masalah kebakaran hutan dan lahan, pemberdayaan masyarakat, penyediaan air bersih dan penjagaan hutan. Project Kelola Sendang pun diharapkan dapat berkontribusi untuk mendukung program Pemerintah daerah.

“Pak Gubernur berharap jangan hanya sampai tahun 2020 tapi kalau bisa terus berlanjut dan berkembang dengan prioritas masalah lingkungan yang dihadapi Sumsel saat ini,” ujar Najib

    Komentar