SUARAPUBLIK.ID, PAGAR ALAM – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Perindagkop) Pagar Alam, terus berupaya mencari penyebab terjadinya kelangkaan tabung gas elpiji 3 kilogram selama dua pekan belakangan.
Menurut Kepala Disperindagkop UKM dan PP Pagar Alam, Dawam, berdasarkan penuturan pihak Pertamina, tidak ada kendala di lapangan, baik itu pengurangan kuota maupun yang lainnya.
Kelangkaan ini disinyalir, karena adanya maintenance atau pemeliharaan di Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di Merapi Lahat. Sehingga, pengisian dari agen untuk pangkalan ke agen dipindahkan ke Kabupaten Muara Enim.
“Di Muara Enim, Mobil yang biasa mengangkut elpiji ke Pagar Alam tidak bisa berangkat sekaligus untuk membawa elpiji sesuai dengan kuota. Sebab pengisian berdasarkan antrian truk pengangkut,” jelas Dawan, Senin (4/10/2021).
Misalkan, agen mendapat kuota 560 tabung. Sementara truk yang digunakan untuk mengakut tersebut lebih dari satu. Inilah yang menyebabkan elpiji tersebut tiba di Pagar Alam tidak bersamaan.
Sedangkan jarak tempuh pun sedikit bertambah jauh. Sementara agen begitu masuk Pagar Alam harus membagi jumlah elpiji tersebut ke beberapa pangkalan.
“Kita tidak tahu persis kapan ini akan kembali normal, alias elpiji yang diambil kembali ke SPPBE Lahat. Namun menurut informasi pihak pertamina dalam beberapa hari kedepan akan kembali normal,” jelasnya lagi.
Welly Aprianto, Kasi Perlindungan Konsumen Disperindagkop UKM dan PP Pagar Alam menambahkan, bahwa dilapangan antrian panjang masih sering terjadi saat kuota elpiji untuk kota Pagar Alam tiba hingga saat ini, dan mereka yang antri ini sangat susah di deteksi apakah mereka benar-benar msayarakat pengguna atau pengecer.
“Sehingga kita selalu menghimbau agar pangkalan untuk lebih memperioritaskan masyarakat pengguna, ketimbang pengecer,” ucapnya.
Pasalnya, kata Welly, kalau dilihat jumlah kuota yang masuk ke Pagar Alam, belum lagi adanya penambahan dari SPPBE, seharusnya tidak terjadi kelangkaan tabung elpiji ini. Karena biasanya permintaan meningkat apabila bertepatan dengan musim hajatan serta hari-hari besar seperti lebaran.
“Sekarang hajatan justru kurang, dan hari besar pun sudah lewat. Namun kenyataan masih terjadi kelangkaan,” terangnya. (ANA)
Komentar