SUARAPUBLIK.ID, OKU TIMUR – Petani yang berada di Desa Mendayun, Kecamatan Madang Suku I, Kabupaten OKU Timur, mengandalkan irigasi dari sumur bor. Untuk mengairi lahan persawahan yang luasnya mencapai 1200 hektar. Padahal, daerah tersebut terkenal dengan Indeks Pertanaman (IP) 300.
Kepala Desa (Kades) Mendayun, Alimin mengatakan, pihaknya cukup bersyukur dengan adanya bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten OKU Timur bersama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memberikan bantuan berupa fasilitas listrik masuk sawah.
Menurutnya, instalasi listrik masuk sawah terasa cukup membantu para petani di Desa Mendayun. Hal tersebut terkait dengan adanya penghematan biaya yang harus dikeluarkan para untuk mengairi persawahan mereka.
Meski berada di daerah yang berdekatan dengan 2 (dua) Sungai, yakni Sungai Komering dan Sungai dari aliran Danau Hitam. Selain belum adanya saluran irigasi yang memadai, para petani lebih memilih menggunakan sumur bos, karena dinilai lebih efisien.
“Karena sejak dulu kami pake mesin pompa minyak. Kalau dibandingkan dengan menggunakan listrik ini sangat jauh lebih menguntungkan pakai mesin pompa listrik,” ungkapnya, Sabtu (24/12/2022).
Pada Rabu (21/12/2022), Pemerintah Kabupaten OKU Timur bersama PT PLN (Persero) meresmikan listrik masuk sawah di Desa Mendayun Kecamatan Madang Suku 1. Bantuan berupa satu titik bantuan berada diarea Kantor Desa Mendayun, yang terletak di samping areal persawahan.
Listrik masuk sawah dijadikan sebagai terobosan untuk mewujudkan petani yang sejahtera. Karena ditopang dengan perairan yang memadai. Sehingga petani dapat panen padi IP-300 lebih meningkat hasilnya.
Oleh petani setempat, bantuan yang diberikan oleh pemerintah masih bersifat percontohan. Hal tersebut terkait dengan luas lahan persawahan yang dirasa belum sebanding dengan kemampuan mesin mensuplay air.
Ketua Kelompok Tani Sri Mulyo I, Samsudin yang menjelaskan, dalam beberapa ujicoba yang telah dilakukan, penggunaan listrik lebih hemat biaya, apabila dibandingkan dengan mesin pompa air yang berbahan bakar minyak.
“Saya rasa ini memberikan dampak dalam pengairan sawah, dan dari segi biaya lebih hemat pake listrik ini,” katanya.
Untuk itu, lanjut Samsudin, pihaknya mengharapkan adanya tambahan mesin pompa air yang menggunakan tenaga listrik. Dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan air bagi persawahan disaat musim kemarau.
“Kalau bisa mesin pompa listrik ini di perbanyak lagi, banyak kawan yang membutuhkan,” pintanya.
Komentar