SUARAPUBLIK.ID, EMPAT LAWANG – Memasuki musim penghujan, para petani karet di Empat Lawang mengeluh. Dengan intensitas hujan cukup tinggi petani kareta dan kopi tidak bisa menyadap.
Karena kadar air yang terdapat di wadah mangko sadapan tersebut banyak air daripada getah karet.
“Memang tidak bisa dielakkan, namanya petani apapun jenis tanaman pertaniannya jelas sangat bergantung kepada alam dan kondisi cuaca,” jelas Fauzi petani warga kecamatan Tebing Tinggi, Sabtu (25/3/2023) sore hari.
Ditambahkannya, jika hujan terus turun setiap malam khususnya menjelang siang, bisa dipastikan petani tidak akan menyadap batang karet milik mereka. Karena menurutnya, jika tidak didukung cuaca panas dipagi hari batang karet akan mengandung air yang cukup banyak.
Sehingga berpengaruh kepada getah karet hasil sadapan.
Sebab biasanya dalam waktu 3 hari bisa menghasilkan getah karet yang sudah membeku atau dalam bentuk kepingan dengan berat sekitar 35-40 kilogram.
Namun dengan kondisi seperti sekarang ini akibat tingginya curah hujan penghasilannya jauh menyusut. Bahkan untuk menghasilkan getah karet seberat itu dirinya membutuhkan waktu satu minggu. Kondisi ini, jelas sangat berpengaruh dengan penghasilannya.
“Kalau hujannya siang hari getahnya masih bisa diambil atau dipecat (dikumpulkan,red), tapi kalau hujannya pagi-pagi malah tidak bisa disadap sama sekali,” keluhnya. (*)
Komentar