SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Kasus kematian AM (17), santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, masih menyisakan duka yang mendalam bagi pihak keluarga.
Terutama bagi sang ibu Soimah, yang sangat terpukul atas kematian putra sulungnya itu. Terlebih putra Soimah yang meninggal dunia pada 22 Agustus 2022, disebabkan karena dianiaya sesama santri.
Dikediaman di Sungai Selayur Palembang, Sumatera Selatan, Soimah bercerita bahwa anaknya sejak dari kelas 4 SD sudah mengungkapkan keinginannya untuk masuk pesantren. Di bidang akademik, AM pun cukup berprestasi.
Bahkan, saat tamat SD, AM mengabaikan kesempatan mendapat PMDK yang bisa membuat ia masuk ke sekolah SMP mana saja tanpa tes. Dia lebih memilih untuk masuk dan menimbah ilmu di pesantren.
“Aak, kenapa gak diisi, tinggal pilih,” ujar Soimah, saat menanyakan kepada anaknya waktu itu.
“Aak kan mau masuk Pondok,” ujar AM.
Akhirnya soimah pun memilih pesantren di Palembang terlebih dahulu untuk anaknya.
“Saya tawarin di pesantren yang ada di Palembang yakni di Pesantren Aulia Cendikia. Karena pengasuhnya saya juga kenal dengan Ustadz Hendra,” kata Soimah, Rabu (7/9/2022).
Setelah melihat anaknya memiliki potensi dan kemampuan, Soimah pun kemudian menawarkan sang anak untuk masuk ke Pesantren Gontor di Ponorogo.
“Ikut bimbel awalnya ogah-ogahan. Tapi saya percaya dia punya kemampuan dan prestasi yang bagus. Akhirnya daftar ke Gontor 2. Satu rumah ngawal dia mulai dari pendaftaran, pengumuman dan berangkat,” jelas Soimah.
Sebelumnya, Soimah sempat menayakan terlebih dahulu kepada sang anak untuk ke Gontor mana.
“Aak mau ke Gontor mana?,” tanya Soimah.
“Mau ke Gontor 4. Di sana adem, enak Deket Bali,” jawab AM.
Soimah sebenarnya ingin dia ke Gontor 1 atau 2 karena favorit. Namun dia justru yakin lulus Gontor 4. Awalnya pengumuman Gontor 1-3, tidak ada nama anaknya. Tapi suaminya meyakinkan atas kemampuan anaknya.
“Akhirnya Gontor 4 lulus. Libur semester balik ke Palembang. Pas berangkat empat hari kemudian dikabari dari Gontor. Selamat pindah ke Gontor 1. Alhamdulillah doa saya diijabah pindah ke Gontor 1,” cerita Soimah.
Prestasi yang sudah diraih AM mulai dari Kelas 3 dapat di 3L dan diumumkan masuk ke 5i. Bahkan tak hanya itu, AM juga meraih prestasi dari SD, juara pidato bahasa Inggris, cerdas cermat, peringkat kelas dan peringkat umum lainnya.
“Waktu di Gontor 4, juara umum. Akhirnya bisa ke Gontor 1,” ungkapnya. (ANA)
Komentar