SUARAPUBLIK.ID, JAKARTA | PT Tambang Batubara Bukit Asam tbk (PTBA) dalam public expose live BEI 2022, yang diadakan secara daring, Selasa (13/9/2022), sampai kuartal kedua tahun ini mencatatkan kinerja gilang gemilang. Perseroan juga berencana lebih mengembangkan penambangan ramah lingkungan dengan banyak menggunalan energi berbasis listrik dan surya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Farida Thamrin, menjelaskan, PTBA sangat konsen untuk mewujudkan Net Zero Emission untuk itu perseroan mengoperasikan 40 hybrid Dump Truck dan 7 shovel listrik.
“Kami bertransformasi dengan peralatan tambang berbasis listrik dari sebelumnya berbahan bakar solar,” ujar dia. Penggunaan dump truck ini mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 6,6 juta liter pertahun.
Lalu, ada panel surya untuk lampu dan depatcher tower di area penambangan. Yang mampu menghemat bahan bakar 2,4 juta liter pertahun. Juga menyediakan 15 bus listrik untuk transportasi karyawan di lokasi tambang. Dan bersama PT Inka mengembangkan mobil operasional tambang berbasis listrik.
“Diperkirakan penghematan bahan bakar seluruhnya bisa sampai 10,8 juta liter pertahun,” ujar Farida.
Dalam kesempatan public expose tersebut, Farida juga mengungkapkan, PTBA membukukan pendapatan sangat fantastis yakni Rp18,42 triliun pada semester I/2022. Nilai itu melonjak 79,01 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp10,29 triliun pada semester I/2021.
Beban pokok pendapatan PTBA juga naik mencapai Rp10,07 triliun per Juni 2022, dari sebelumnya Rp6,74 triliun. Namun, PTBA berhasil mencatatkan kenaikan laba bruto menjadi Rp8,35 triliun pada semester I/2022 dari sebelumnya Rp3,54 triliun.
PTBA meraih laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp6,16 triliun per Juni 2022. Laba bersih tersebut melonjak 246,14 persen yoy dari sebelumnya Rp1,77 triliun pada semester I/2021.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha Rafly Yandra menjelaskan, untuk meningkatkan kapasitas penjualan batu bara 72 juta ton pada 2026, ada beberapa hal yang dilakukan PTBA. Pembangunan jalur kereta api dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Kramasan sepanjang 158 Km dengan kapasitas 20 juta ton pertahun. “Diperkirakan Commercial Operation Date (COD) pada kuartal IV 2024,” sebut Rafly.
Lalu, pembangunan jalur kereta api dari Tanjung Enim menuju Pelabuhan Prajen kapasitas 20 juta ton pertahun, dengan COD pada kuartal III 2026.
Adapun mengenai pelaksanaan BLU (Badan Layanan Umum) untuk digunakan memasok batu bara untuk industri dalam negeri, Rafly menjelaskan, PTBA siap melaksanakan BLU tersebut.
“PTBA mendukung batu bara untuk kebutuhan domestik. Dan saat ini kami masih menunggu pengesahan atas hal ini. Dan siap mensupport imolementasinya bila sudah ada Peraturan Presiden,” kata dia. (*)
Komentar