Miris, Kenaikan Harga Sawit tidak Dinikmati Petani

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Harga tandan buah segar (TBS) Sawit di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus mengalami kenaikan. Harga TBS ini ditentukan sebanyak dua kali dalam satu bulan oleh tim penetapan harga di Sumsel.

Namun sayangnya, kenaikan ini nyatanya tidak dirasakan para petani Sawit. Hal ini dikatakan Wakil ketua DPW Apkasindo Sumsel, M. Yunus. Dia menyebut, jika kenaikan harga TBS dan CPO juga berdampak pada petani Sawit. Namun, para petani ini tidak bisa menikmati kenaikan harga karena Pupuk yang juga ikut naik.

Menurut Yunus, harga pupuk ikut naik berbarengan dengan naiknya harga Sawit bahkan sampai dua kali lipat. “Sayangnya dengan naiknya harga Sawit tidak bisa di nikmati petani dengan naiknya juga kita harga pupuk,” jelas Yunus, Rabu (1/12/2021).

Baca Juga :  Stok Vaksin untuk Anak di Sumsel Kembali Bertambah

Sebelumnya, disampaikan Yunus, harga Pupuk Urea dikisaran Rp3 ribu sampai Rp4 ribu per kilogram. Harga pupuk naik dua kali lipat beriringan dengan nilai jual Sawit yang ikut melonjak menjadi Rp8 ribu per kilogram. Di mana, dalam satu Sak (Karung) pupuk itu seharga Rp400 ribu.

“60 persen biaya Sawit itu ada pada pupuknya. Kalau pupuknya mahal habis uangnya untuk pupuk saja, mana mau menikmati hasil,” jelasnya.

Menurutnya, harga jual Sawit dari petani ini masih mengikuti penetapan dari Pemerintah yang di rilis Dinas Perkebunan Sumsel dalam dua minggu satu kali.

Baca Juga :  Gubernur Keluarkan Surat Edaran Percepat Vaksinasi

“Harga jual Sawit ke petani, kalau dia mitra plasma dan perusahaan, bagus dengan harga penetapan dari pemerintah yang tiap dua Minggu sekali di rilis Disbun. Paling tinggi pada periode ini Rp3,2 ribu. Kemungkinan bisa naik lagi,” katanya.

“Sebenarnya kami hendak menyampaikan kepada pemerintah, tolong perhatikan harga pupuk karena bukan hanya Sawit. Sehingga petani bisa menikmati kesejahteraan dari kenaikan harga Sawit,” harap Yunus. (ANA)

    Komentar