SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang Fitrianti Agustinda mengunjungi kediaman keluarga korban yang tenggelam di kolam retensi, tepatnya di Kelurahan Sialang, Kecamatan Sako Palembang, Selasa (21/2/2023) siang.
Seperti diketahui, peristiwa tenggelamnya dua sahabat karib Faiz dan Alfian yang masih duduk dibangku sekolah ini, tenggelam pada Sabtu (18/2/2023) lalu. Di mana dua orang sahabat tersebut diketahui meninggal tenggelam saat bermain dipingiran di kolam retensi tanpa pengawasan orang tua. Keduanya berusaha saling menyelamatkan satu sama lainnya, hanya saja tidak bernasib baik sama-sama tenggelam.
“Saya datang untuk menyampaikan turut berduka cita kepada keluarga korban,” ucap Fitri didampingi Camat dan Lurah setempat.
Kata Fitri, peristiwa yang menyayat hati dan pukulan keras bagi kedua keluarga korban ini, menjadi pelajaran bagi orang tua untuk lebih memperhatikan anak anak saat bermain, terlebih tempat bermainnya berdekatan dengan kolam retensi.
“Ya mudah-mudahan ini yang terakhir kalinya, adanya peristiwa yang tenggelam di kolam retensi,Untuk alm atas nama Alfian, korban telas dibawah langsung oleh keluarga ke Sekayu dan dimakamkan disana sampai acara selesai. Maka dari itu informasi yang kita terima rumah duka6 yang ada dilakitan kosong,” Ungkap Fitri.
Sementara itu, Irma orang tua dari Faiz, tanpa mampu membendung air matanya saat menceritakan kejadian tersebut. Bahkan, dirinya tidak menyangka Faiz saat berpamitan pergi bermain dengan temannya pergi untuk selama-lamanya.
“Pamit dari rumah sekitar pukul 13.00 dijemput 2 orang temannya untuk ke rumah alm Alfian. Karena ia pergi tidak lama dikarenakan malamnya akan mengikuti kegiatan Isra Miraj,” cerita Irma.
Hanya saja, Irma tidak memiliki firasat apapun, bahkan dirinya menyangka mereka berpamitan untuk bersama sama bermain seperti biasa.
“Saya terakhir kontak melalui telepone temanya karena hpnya tertinggal dirumah, saya mengatakan kepada anak saya pulangnya jangan lama, karena posisi saya sedang kerja sebagai careting masak,” kata Irma.
Bagaikan disambar petir, Irma tidak menyangka kabar yang didapatnya pukul 16.00 Wib menjadi pukulan terberat dihidupnya.
“Sekitar pukul 16.00 saya mendapatkan kabar jika anak saya meninggal karena berenang di kolam retensi, bersama temannya. Saya mendengarkan kabar tersebut sempat tidak percaya dan akhirnya saya langsung mencari kebenaranya di RS bhayangkara. Ternyata sesampai disana nyawa anak saya sudah tidak tertolongkan lagi,” tutup Irma. (*)
Komentar