SUARAPUBLIK.ID, PRABUMULIH – Progres pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Prabumulih yang dibangun di atas lahan seluas 6000 M3 di Jalan Taman Murni, Kelurahan Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur, baru mencapai 20 persen. Rencananya, Rumah Sakit tersebut dibangun dengan ukuran bangunan gedung P .30 × L 15.
Demikian dikatakan Ketua Organisasi Muhamadiyah Prabumulih, Evan Kenedi, melalui ketua Panitia Pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah, dr Asri Rahmad, di tempat prakteknya di klinik Al Fatih di Jalan RA Kartini Prabujaya, Kecamatan Prabumulih Timur.
Dijelaskanya, di tahun 2023 ini akan di bangun dua lantai dulu dengan fasilitas kamar sebanyak 50 ruangan. Di antaranya ruang rontgen, ruang operasi, ruang pasien, UGD, Poli dokter spesialis, dan ruang fasiltas penting lainnya.
“Target awal Januari 2024 ini harus selesai. Sebab rencananya akan operasional untuk melayani pasien yang sakit,” ujarnya.
Menurutnya, untuk membangun rumah sakit ini butuh biaya yang sangat besar. Pihak pengurus pun sudah mengajukan pinjaman ke Bank Sumsel Babel (BSB) Prabumulih sebesar RP5 miliar dan tinggal menunggu pencairan saja.
“Jika cair, maka pembangunan rumah sakit insyallah bisa lancar. Pak Walikota Ridho Yahya juga akan membantu satu ruangan melalui dana APBD,” ungkapnya.
Namun sebelum cair dana itu, kader dan para simpatisan Muhammadiyah lagi membuka investor dan donasi untuk mengumpulkan dana, baik di tingkat pusat, Provinsi dan di tingkat daerah Kabupaten atau Kota dan bisa transfer ke rek BSI : 721 964 3758.
Untuk diketahui saat memulai membangun rumah sakit ada sejumlah kader kita dan simpatisan membantu material seperti semen ,batu bata, pasir dan lainya sehingga bangunan rumah sakit masih bisa dilanjutkan.
Saat di tanya terkait izin bangunan dokter ini mengaku untuk izin IMB dan Amdal sudah selesai tinggal izin operasional masih dalam proses sebab menunggu bangunan selesai dan sudah operasional.
“Semoga pembangunan rumah sakit Muhammadiyah ini bisa selesai sesuai harapan dengan SDM yang unggul sampai operasional nya berjalan artinya tidak ada hambatan. Sehingga bisa melayani dan membantu semua lapisan masyarakat yang tidak mampu untuk berobat,” jelasnya.
“Baik yang ada kartu berobat maupun tidak ada kita tetap akan melayani mereka tanpa membedakan status. Pokoknya yang berobat di sini bukan khusus warga Muhammadiyah saja, tapi untuk masyarakat umum juga bisa,” terangnya.
Ditambahkannya di rumah sakit Muhammadiyah ini nantinya tidak akan pernah menolak pasien untuk berobat. Apalagi yang kondisinya sudah kritis dan akan segera ditangani secepatnya sampai sembuh. Artinya jangan sampai pasien terlantar berhari hari.
Sebab ada sejumlah pasien yang ingin berobat tapi terlantar berhari-hari di rumah sakit dengan alasan indentitas belum diketahui.
“Nah kita akan tetap melayani pasien untuk berobat walaupun belum diketahui identitasnya. Sebab tugas pokok dokter melayani pasien dengan baik untuk berobat. Terkait identitas pasien kan bisa diurus nanti, yang penting dilayani dulu setiap pasien yang akan berobat,” ujarnya. (ANA)
Komentar