SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Tngginya nilai passing grade (PG) seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), mendapat banyak keluhan. Apalagi, peserta tes P3K yang berasal dari guru honorer, didominasi usia lebih dari 35 tahun.
“Ini menjadi keluhan para honorer. Peserta tes P3K banyak tidak lulus PG dan otomatis langsung tidak lulus. Kuota P3K sekitar 500 orang itu pun akhirnya tidak terpenuhi,” kata Kepala Dinas Pendidikan Palembang, Ahmad Zulinto.
Menurut Zulinto, ada sekitar 4.000 kebutuhan guru di Palembang saat ini. Jika kuota P3K terpenuhi 500 orang, artinya tersisa 3.500 lagi kebutuhan guru.
“Selain memenuhi kebutuhan guru juga untuk menurunkan jumlah honorer dan menjadi lebih terjamin jika menjadi P3K,” jelasnya.
Zulinto mengatakan, banyaknya kuota P3K awalnya untuk mengurangi jumlah honorer di Kota Palembang. Namun, dengan banyaknya yang tidak lulus, tujuan tersebut tidak tercapai.
“Sebelumnya kita sudah berkoordinasi untuk meningkatkan afirmasi agar usia ditingkatkan. Ini berhasil tapi untuk PG tidak bisa,” ungkapnya.
Terlepas dari itu, Zulinto meminta para guru untuk meningkatkan kemampuannya agar bisa lulus saat ada tes. Sebab, guru dituntut untuk memiliki nilai kognitif yang tinggi.
“Banyak guru yang pensiun setiap tahun. Guru honorer inilah yang membantu pembelajaran di sekolah di tengah kekurangan guru saat ini,” tutur Zulinto. (ANA)
Komentar