Pasar Global Kurang Supplai Karet, Disbun Sarankan Ini

Ekonomi, Sumsel46 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Saat ini pasar global kekurangan supplai karet dari negara-negara produsen karet. Bahkan industri ban multinasional sudah sangat merasakannya, hal itu lantaran adanya shortage supply karet alam di pasar global.

“Hal ini disebabkan sejak bulan Juni tadi Karet memasuki musim gugur daun atau trek,” kata Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, Kamis (19/8/2021).

Rudi menambahkan, rata-rata produksi petani karet Sumsel mengalami penurunan produksi 40 sampai 50 persen. Akibat kurangnya supply TSR20 di pasaran, sehingga harga menguat.

Baca Juga :  Kuota Minyak Murah Rp14 Ribu per Liter Ditambah 3 Ton

“Karena di pasar dunia ada beberapa pemenuhan kontrak yang mengalami delay shipment. Sementara permintaan karet dari Cina, India, Eropa dan Amerika makin meningkat,” jelasnya.

Namun, hal ini masih bersifat sementara karena Covid-19 gelombang 3 sedang membayangi Eropa dan Amerika. Kalau masalah Covid-19 teratasi, makan peluang kenaikan lebih tinggi akan lebih besar.

Untuk petani Sumsel, dirinya menyarankan untuk bergabung di UPPB terdekat atau segera membentuk UPPB baru jika sudah ada luasan areal 100 Ha. Dengan bergabung di UPPB petani dapat memperbaiki mutu dengan menyeragamkan umur simpan karet, menyeragamkan bahan pembeku anjuran dan tidak merendam atau mencampur dengan bahan bukan karet

Baca Juga :  Stok Vaksin untuk Anak di Sumsel Kembali Bertambah

“Dengan demikian petani akan mendapatkan selisih harga Rp3 – 4 ribu per kg dibandingkan dengan menjual sendiri-sendiri,” terangnya. (Nat)

    Komentar