SUARAPUBLIK.ID, OKU TIMUR – Musim kemarau yang tengah terjadi di Kabupaten OKU Timur, menjadi momen bagi anak-anak hingga dewasa bermain layang-layang. Hal tersebut menjadi berkah tersendiri bagi Elda Erdana (15), warga Desa Srikaton, Kecamatan Buay Madang Timur, yang bermodalkan pisau dapur dan limbah bambu.
Berkah yang dirasakan Elda dimulai, setelah memasuki selesainya masa panen padi di desa nya, yang mana tanah persawahan mulai mengering dan para petani yang belum memanfaatkan lahan tersebut. Sehingga, banyak anak-anak hingga dewasa yang menggunakan areal persawahan untuk bermain layang-layang.
“Saya sendiri tidak menyangka bakal ada banyak yang meminta dibuatkan layang-layang,” ungkap Elda Erdana, Minggu (20/08/2023).
Dia menambahkan, disamping keseharian membantu orang tuanya. Dirinya juga semakin menekuni kreatifitas pembuatan layang-layang sesuai dengan permintaan pemesan.
Dalam 2 Minggu ini, sedikitnya dirinya telah menyelesaikan pesanan layang-layang sekitar 10 unit. Dengan harga yang bervariasi, mulai dari puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah.
“Karena banyak pesanan, dan minta cepat semua, terpaksa harus lembur sampai malam membuatnya. Alhamdulillah, ada bantuan dari orang tua untuk merakit, membuat motif, dan mengelem kertas atau plastik. Jadi tidak ada kesulitan dalam menyelesaikan pesanan,” paparnya.
Dia menambahkan, harga layang-layang yang dibuatnya ditawarkan dengan harga yang bervariasi, tergantung dari kesulitan perakitan, ukuran dan motif yang diinginkan konsumen. Serta, bagaimana gaya terbang dari layang-layang tersebut.
“Kalau yang paling mahal baru ada 1 sekitar harga Rp 200 ribu,” tegasnya.
Komentar