SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG-Menjelang berakhirnya masa jabatan Walikota Palembang november mendatang berbagai elemen masyarakat memberikan penilaian kinerja Walikota Palembang dan Wakil Walikota Palembang selama 2 periode.
Penilaian kinerja Walikota Palembang datang dari Komunitas Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (K MAKI).
K MAKI memberikan penilaian terkait pelayanan masyarakat dan pembangunan infrastruktur perkotaan di kota Palembang biasa saja.
“biasa – biasa saja dan malah mundur dari periode Walikota sebelumnya”, ucap Deputy K MAKI Feri Kurniawan, Senin (21/2/2023).
Apa lagi pelayanan masyarakat dari sektor angkutan masal seperti transmusi mundur jauh dari periode ESP dimana dahulu angkutan masal ini mendapatkan hati di masyarakat yang banyak memanfaatkan transportasi ini.
“Pelayanan angkutan masal transmutasi mendapat peringkat terbaik di Indonesia dengan fitur pembayaran kartu tiket menjadi pembayaran cash”, jelas Feri Kurniawan.
Saat ini Halte halte sudah rusak tidak memadai tiada lagi dan masyarakat mulai meninggalkan moda transportasi ini karena pelayanan yang kurang optimal.
“Selanjutnya dalam pembangunan infrastruktur jalan yang terkesan seumur jagung dengan program jalan cor beton yang terkesan hanya bertahan beberapa bulan saja kemudian rontok dan berlubang, ” Keluh Very
Apa lagi yang bisa di andalkan dari kota tertua ini, pembangunan prasarana wisata dan keindahan kota hanya termanfaatkan beberapa bulan saja kemudian terbengkalai karena mampu membangun tapi terkesan tidak mampu merawat.
“Hanya bisa membangun revitalisasi namun tidak bisa menjaganya,” Tuturnya
Apa lagi di bidang perusahaan plat merah milik Pemkot ini yang di harapkan menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) malah menjadi beban APBD.
“Tidak banyak memberikan kontribusi PD Pasar PT SP2J, kecuali pelayanan air bersih memberikan kontribusi, namun pengelolaan air bersih ini tidak terlepas dari walikota terdahulu, ” Katanya
Serta tingkat kemiskinan kota Palembang berada di atas kemiskinan nasional, artinya Palembang termasuk daerah termiskin Indonesia.
Salah satu warga Palembang Haris, menuturkan, dirinya, mengakui adanya pembangunan Palembang namun tidak bisa merawat.
“Tapi program Palembang banyak tidak jelas, aap lagi mengatasi banjir hanya sebatas sosialisasi,” Katanya
Ia menambah kan, transmutasi pun saat ini ditinggalkan karena kurangnya pelayanan halte halte rusak semua terbengkalai tanpa ada kepedulian.
“Mungkin pacak sibuk kerja masing-masing, dak tau apo yang di gaweken, “pungkasnya.
Komentar