SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel), mengintruksikan Pemerintah Kabupaten/Kota segera menetapkan status siaga bencana. Pasalnya, saat ini curah hujan di Sumsel diprediksi mengalami peningkatan dari 40 hingga 70 persen.
Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah, menjelaskan saat ini Provinsi Sumsel telah menetapkan status Siaga Bencana. Untuk mengatasi bencana, pihaknya telah melakukan Koordinasi dengan stakeholder lainya seperti TNI, Kepolisian, Basarnas dan OPD lainya serta pemerintah Kabupaten Kota.
“Status Sumsel masih Siaga Bencana. Kita juga sudah mempersiapkan personel dan peralatan untuk mengantisipasi kalau terjadi bencana di Sumsel. Untuk peralatan ini sesuai masing-masing sektor misal dari Basarnas ada perahu karet, dan lain-lain. Kemudian dari PU ada alat-alat berat untuk mengevakuasi akibat bencana dan dari Dinsos ada bantuan sosial dan lain-lain,” kata Iriansyah, saat dihubungi, Jumat (5/11/2021).
Menurutnya, sesuai dari Prediksi BMKG, La Nina mulai terjadi dari awal November 2021 hingga February 2022 mendatang. Fenomena ini juga disertai dengan transisi dari musim hujan ke kemarau, sehingga akan terjadi peningkatan curah hujan.
“Maka dari itu, akibatnya bisa menimbulkan banjir, tanah longsor dan puting beliung di Sumsel,” terang Irianysyah.
Sementara itu, ia menjelaskan ada beberapa wilayah di Provinsi Sumsel yang menjadi wilayah rawan banjir dan longsor seperti. OKU Selatan, Pagaralam, Empat Lawang, Lahat dan lain-lain. Namun menurut Iriansyah, semua daerah di Sumsel sama rawanya karena daerah lainya akan menjadi saluran air yang kemungkinan akan datang air besar dari dataran tinggi.
“Secara geografis wilayah dataran tinggi yang rawan banjir bandang dan tanah longsor, tapi semuanya harus tetap siaga, dataran rendah belum tentu tidak ada bencana. Jika hujan dengan itensitas tinggi dan waktu yang lama turun, kita khawatir akan adanya Banjir. Untuk itu kita harus mulai siaga,” jelasnya. (ANA)
Komentar