SUARAPUBLIK.ID, JAKARTA – Kasus Covid-19 di DKI Jakarta mengalami penurunan baik dari penambahan kasus baru dan kasus aktif.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga Senin (25/7/2021), kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan turun ke 64 ribu orang. Dari sebelumnya sempat mencapai 113 ribu orang pada 16 Juli 2021.
“Alhamdulillah, situasi pandemi di Jakarta terus mengalami penurunan dan keluar dari masa genting,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Instagramnya @aniesbaswedan, Selasa (27/7/2021) dikutip dari cnbc indonesia.
Penurunan kasus aktif juga konsisten dengan tren penurunan pada parameter lainnya. Anies mengatakan angka positivity rate di Ibu Kota kini di kisaran 25% dari sebelumnya 45%. Selain itu, pemakaman protap Covid-19 yang sempat mencapai lebih dari 350 sehari kini turun di bawah 200 per hari.
“Saya mendatangi RS dan puskesmas dan memantau lewat CCTV, saya juga mendatangi RSUD Budhi Asih, RSUD Duren Sawit, situasinya jauh berbeda dibandingkan waktu sebelumnya. Saat itu rumah sakit sangat penuh bahkan selasar depan IGD dipenuhi antrean pasien yang akan masuk IGD. IGD, kamar rawat inap dan ICU,” kata dia.
Saat ini selasar IGD itu sudah kosong, pasien pun sudah dapat langsung masuk ke IGD yang didalamnya kini hanya ada beberapa orang. Anies menegaskan situasi ini juga terjadi di banyak rumah sakit lain di Jakarta.
Dia mengatakan, jika aliran pasien baru yang datang ke fasilitas kesehatan semakin berkurang, tidak sebanyak pekan lalu, maka pasien yang sembuh pun semakin banyak. Dengan semakin sedikit yang masuk maka beban di fasilitas kesehatan terus berkurang.
“Lalu, apakah artinya situasi pandemi di Jakarta sudah benar-benar aman? Belum. Tren penurunan ini nyata terlihat, tapi situasi kita masih jauh dari ideal, maka penting sekali kita melanjutkan dan terus mendorong momentum perbaikan situasi ini,” ujar Anies.
Dia menambahkan, 64 ribu orang kasus aktif masih mengkhawatirkan karena dua kali lebih tinggi dibandingkan gelombang pertama di awal 2021. Selain itu meski positivity rate sudah turun, masih jauh di atas rekomendasi ideal Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni di bawah 5%.
“Kalau mau disebut aman bila positivity ratenya di bawah 5%,” tegasnya.
Jakarta saat ini angka testing sudah 15 kali lebih tinggi dari persyaratan yang diharuskan WHO untuk menjangkau lebih cepat pasien positif. Meski antrian IGD sudah terurai Anies mengungkapkan tempat tidur kamar isolasi dan ICU masih padat, sehingga situasi di Jakarta masih jauh dari ideal.
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta hingga kemarin mencatat, Rawat Inap terisi 73%, ICU terisi 89%, dan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet terisi 50%.
“Kepada warga Jakarta, mari manfaatkan momentum ini, nyatanya kita bisa bersama-sama mulai menurunkan tingkat kegentingan situasi. Jangan sampai gelombang perbaikan yang mulai terasa ini lalu berhenti atau malah berbalik naik kembali karena kita lengah dan kendor,” papar Anies.
Dia pun mengajak masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan, dan mengurangi mobilitas yang tidak perlu. Anies menegaskan bagi perusahaan untuk tidak memaksakan karyawan masuk bila itu merisikokan protokol kesehatan di kantornya.
Selain itu dia juga meminta warga Jakarta untuk melakukan vaksinasi sebagai upaya perlindungan dan mengurangi fatalitas dari Covid-19. Data di Jakarta menunjukkan bahwa vaksinasi bisa menurunkan risiko keparahan dan kematian akibat Covid-19 secara signifikan.
“Jadi jangan tunda lagi, segera daftar lewat JAKI dan lindungi diri Anda, keluarga, dan lingkungan sekitar Anda,” tegasnya. (*)
Komentar