Di Sumsel Sehari 150 Orang Kena Covid-19, BOR Naik 55 Persen

Sumsel52 Dilihat

SUARAPUBLIK, PALEMBANG – Bed Okupansi Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus meningkat. Apalagi, kasus Positif Covid-19 di Sumsel dalam setiap harinya bisa bertambah tak kurang dari 150 orang.

Hal ini dinilai cukup menghawatirkan apalagi saat ini BOR Sumsel telah terisi sekitar 55 persen dari total keseluruhan tempat tidur. Bahkan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Lesty Nurainy mengatakan, jika tingkat keterisian tempat tidur di beberapa daerah di Sumsel sudah cukup mengkhawatirkan. Bahkan sudah melewati ambang batas aman, yakni 70 persen, daerah itu seperti Lubuklinggau (76 persen), Musi Rawas (69 persen), dan Palembang (63 persen).

“Jika melihat dari kondisi ini, pemerintah daerah wajib menambah kapasitas tempat tidur 40 persen dari total yang ada. Saat ini di Sumsel kapasitas tempat tidur secara total yakni 1.958 unit sudah terisi sebanyak 1.086 tempat tidur atau sekitar 55 persen,” kata Lesty saat di hubungi, Kamis (1/7/2021).

Baca Juga :  Gubernur Keluarkan Surat Edaran Percepat Vaksinasi

Lanjut Lesty, pemerintah daerah wajib menambah ruang Isolasi atau menambah kapasitas tempat tidur. Jika tingkat BOR telah mencapai 60 persen, kapasitas BOR harus di tambah 30 persen, begitu juga jika BOR telah mencapai 80 persen kapasitasnya harus ditambah 40 persen.

“Tingkatan penanganan ini diperlukan agar tidak terjadi lonjakan kebutuhan tempat tidur di rumah sakit,” katanya.

Meningkatnya kapasitas tempat tidur ini harus direspos cepat oleh pemerintah daerah agar tidak terjadi lonjakan dan berpengaruh pada pelayanan rumah sakit. Apalagi ia menerangkan jika Positivity rate Provinsi Sumsel sudah mencapai 34 persen lebih. Ini berbanding jauh dengan yang ditetapkan oleh WHO yang hanya 5 Persen.

Baca Juga :  Kuota Minyak Murah Rp14 Ribu per Liter Ditambah 3 Ton

“Terus saya ingatkan kepada masyarakat juga harus lebih disiplin untuk menerapkan Protocol kesehatan jika ingin hidup normal kembali. Jika ini diabaikan, Pandemi ini bukanya hilang malah semakin bertambah,” pungkasnya. (jak)

    Komentar