SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Sejak empat pekan terakhir, minyak goreng (Migor) di Kota Palembang mengalami kenaikan.
Kenaikan tersebut rupanya menaruh rasa curiga
bagi Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda.
Fitri menilai adanya kenaikan tersebut sangat tidak wajar dan di waktu yang tidak tepat karena ditengah stok migor yang berlimpah.
Berdasarkan pantauan, minyak goreng kemasan bantalan 1 liter di pasaran tradisional Kota Palembang hingga warung sudah naik menjadi Rp 18.000 – Rp 18.500.
“Biasanya pedagang menjual Rp 16.000 – Rp 17.000, meskipun kenaikan Rp 1000 – Rp2000 namun ini tidak adil buat masyarakat,” ungkap Fitri usai sidak di distributor Padang Selasa dan Pasar Plaju, Sabtu (28/1/2023).
Fitrianti mengatakan, sampai saat ini, tidak ada kelangkaan dan stok minyak goreng di Palembang aman sehingga seharusnya tidak ada kenaikan harga.
“Momen akan bulan ramadhan masih tidak tepat, masih cukup lama jika harus menaikkan harga minyak goreng,” katanya.
Naiknya harga minyak goreng ini menurutnya akan memberatkan masyarakat. Karena dikhawatirkan bahan sembako lain ikut-ikutan naik.
“Kita akan selidiki apa penyebabnya karena di tingkat distributor menyatakan tidak ada kenaikan, saya curiga ada oknum yang bermain,” tegasnya.
Kepala Dinas Perdagangan Palembang Raimon Lauri mengatakan, harga minyak goreng saat ini sudah jauh dari harga eceran tertinggi (HET).
“Padahal tidak boleh terlalu jauh dari 14.000 per liter namun di pasaran masih ada yang menjual lebih dari itu,” kata Raimon. (*)
Komentar