SUARAPUBLIK.ID, INDRALAYA | Silahturahmi dan Diskusi Tim Divisi Humas Mabes Polri yang diadakan di Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir, mengangkat tema Pencegahan dan penanggulangan paham radikalisme dan terorisme di wilayah Kabupaten Ogan Ilir, pada Kamis (7/10/2021).
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Islam Al-Ittifaqiah KH. M. Joni Rusli, S.Pd.I menyampaikan, rasa terima kasih kepada pihak Kepolisian Indonesia khususnya Divhumas Mabes Polri, yang mempercayai pondok pesantren ini sebagai tempat silahturahmi dan pelaksanaan diskusi ini.
KBP. Dr. Ahmad Ramadhan, S.H., M.Si., M.H dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh pengurus Pondok Pesantren. Ia juga menjelaskan tujuan kegiatan tersebut, untuk meningkatkan pantauan dan kerja sama seluruh elemen masyarakat khususnya di kabupaten Ogan Ilir.
“Sekarang ini begitu banyak bibit-bibit paham radikal di dunia maya, khususnya media sosial. Kaum milenial menjadi sasaran empuk doktrin-doktrin menyesatkan. Oleh karena itu, pemerintah melalui kepolisian terus melakukan sosialisasi, diskusi serta penyuluhan kepada anak-anak khususnya para santri yang kelak mereka akan menjadi pemimpin, menjadi rujukan masyarakat luas,” ujar Kombes Ahmad Ramadhan.
Dia menambahkan, persoalan teroris bukan hanya tugas dari Kepolisian tapi juga tanggung jawab bersama. “Dari pemerintah dan seluruh warga untuk mendengar dan mencari informasi,” ujar Kabag Penum Mabes Polri.
Ia juga berpesan dalam menggunakan sosial media, agar tidak sampai ikut menyebarkan berita yang belum terbukti kebenarannya (Hoax).
Menurutnya, teroris tidak memandang agama, teroris melakukan aktifitasnya untuk kepentingan kelompok bertujuan menyebarkan teror.
“Forum ini penting untuk diikuti untuk menambah pemahaman tentang pencegahan dan penanggulangan paham radikal dan terorisme,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Terorisme (BPET) MUI Pusat, Ustad Muhammad Makmun Rasyid S.Ud., M.Ag yang juga hadir mengharapkan kepada santri, untuk terus menambah ilmu pengetahuan jangan pernah puas dengan keadaan sekarang.
“Santri Ittifaqiah wajib menggali dan terus menggali. Jangan berhenti dan berpuas diri dengan wawasan yang ada. Tambah dan tambah lagi pengetahuan, jangan membaca kitab tafsir satu lalu menapikkan kitab tafsir yang lain,” sahutnya.
“Islam mewajibkan kita untuk Rahmatan Lil ‘Alamin, menebar rasa damai, cinta dan mengedepankan persatuan. Banyak para teroris yang terjaring setelah diteliti wawasan dan ilmu pengetahuan mereka masih sangat dangkal dan mudah sekali dijadikan mortir teroris”.
“Ada 2 (dua) pilar dalam pencegahan Radikalisme dan terorisme, yakni pencegahan dan kemitraan. Aspek ini bisa dilakukan siapapun tidak harus BNPT dan Polri, namun membutuhkan kolaborasi dalam menjaga keutuhan NKRI. TNI Polri tidak bisa mempertahankan NKRI tanpa kolaborasi antara seluruh elemen bangsa,” papar Makmun.
Di akhir ceramahnya, Ustadz Makmun Rasyid, S.Ud., M.Ag menitip pesan kepada seluruh santriwan/wati, agar belajar dua hal. Yaitu belajar ilmu agama serta belajar kewarganegaraan di Indonesia ini.
Hadir pada kegiatan tersebut Tim Divhumas Polri dipimpin Kabag Penum Div Humas Mabes Polri KBP. Dr. Ahmad Ramadhan, S.H., M.Si., M.H, Kasubbid Penmas Bidhumas AKBP Iralinsah SH dan Kapolres Ogan Ilir AKBP Yusantiyo Sandhy, S.H.,S.I.K yang diwakili oleh Wakapolres Kompol Hadirman.
Lalu, Ketua Yayasan Islam Al-Ittifaqiah KH. M. Joni Rusli, S.Pd.I. wakil mudir II Ustad Ari Alhadi, S.Pd.I., Pembina yayasan KH. MW. Barkat, BA., kepala Humas Al-Ittifaqiah Ustad Ferry Heryadi, M.Pd.I dan pengurus Organisasi Santri Al-Ittifaqiah. (*)
Komentar