SUARAPUBLIK.ID, JAKARTA – Mark Zuckerberg terancam lengser dari deretan 10 orang terkaya dunia usai harga saham induk perusahaan Facebook dan Instagram, Meta Platforms, menyusut US$31 miliar atau setara Rp445,78 triliun (kurs Rp14.380).
Dilansir dari CNN Indonesia, Sabtu (5/2/2022), saat ini Zuckerberg, pendiri Facebook ini, berada di urutan ujung, ke-10 dari daftar orang terkaya versi Indeks Bloomberg Billionaires, hanya lebih kaya US$1 miliar dari Mukesh Ambani, miliarder asal India.
Pada Sabtu (5/2/2022), indeks bergengsi tersebut mencatat kekayaan Zuckerberg senilai US$89,4 miliar, jauh di bawah taipan asal AS lainnya yang sebelumnya bersaing ketat dengannya, seperti Bill Gates, Warren Buffett, Jeff Bezos, hingga Elon Musk.
Kemerosotan kekayaan bos Instagram tersebut disebabkan, keruntuhan saham Meta Platforms pada Jumat (4/2/2022) karena kinerja keuangan kuartal keempat tahun lalu yang tak sesuai ekspektasi. Penurunan performa bisnis dikarenakan kompetisi bisnis yang semakin ketat.
Pengguna aktif harian Facebook di AS dan Kanada turun dibandingkan kuartal sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, penurunannya cukup signifikan. Sementara, pengguna aktif TikTok, pesaing Facebook malah meningkat tajam.
“Visi sepenuhnya masih jauh dari terwujud dan meski tujuan kami jelas, tapi jalan di depan tak menentu,” katanya kepada para analis, dikutip Jumat (4/2).
Seperti diketahui, saham Meta Platforms terjun bebas 26 persen, kehilangan US$240 miliar atau Rp3.451 triliun dana dari investor pada Jumat lalu.
Zuckerberg yang memiliki 398 juta saham atau setara 14,2 persen saham Meta otomatis rugi besar.
Tak cuma saham Meta, saham-saham teknologi AS pun jatuh. Pelaku pasar menyebut kejadian ini sebagai fenomena tech bubble seperti dua dekade silam.
Pemicunya, rencana bank sentral AS, The Fed, menaikkan suku bunga acuan. Diketahui, saham-saham teknologi sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter.
Pelaku pasar percaya kenaikan suku bunga akan mempengaruhi strategi bertumbuh yang selama ini diterapkan oleh perusahaan-perusahaan teknologi. (*)
Komentar