SUARAPUBLIK.ID, OKI – Jika beberapa waktu lalu Palembang banyak kedapatan minyak goreng murah dengan harga Rp 14 ribu ke bawah, ternyata lain halnya dengan Ogan Komering Ilir. Warga Kayu Agung harus keliling kota terlebih dahulu untuk memperoleh minyak goreng dengan harga sedikit miring Rp 17 ribu perliter.
Pantauan media ini, Rabu (9/2/2022), pasokan minyak goreng masih sulit didapat di toko ritel modern, karena harganya lebih murah daripada di pasar tradisional.
Asep (38) seorang penjual ayam goreng di Kayuagung, Ogan Komering Ilir mengaku, ia kesulitan mencari minyak goreng sejak akhir Januari 2022 lalu karena di semua toko ritel yang dia datangi selalu kosong.
“Mungkin efek orang-orang yang panic buying pas awal-awal harga minyak turun. Semua pada borong, jadi kita terpaksa cari lagi di pasar tradisional meski harganya lebih mahal,” kata Asep kepada Suarapublik.id, Rabu (9/2/2022).
Namun, lanjut Asep, sebenarnya stok minyak goreng itu sangat banyak. Hanya saja banyak pedagang-pedagang nakal yang sepertinya sengaja melakukan penimbunan. Bahkan tak segan menawari harga minyak goreng dengan setengah memaksa.
“Kalau mau dengan harga sekian, silahkan,” ucapnya meniru ucapan salah satu pedagang minyak goreng.
“Sepertinya memang sengaja dibuat langka, karena kami para pedagang kaki lima ini mencurigai ada oknum dari toko ritel yang menjual minyak goreng kepada pedagang di pasar tradisional. Masa iya sedari pagi minyak goreng yang baru datang langsung ludes dalam 10 menit, dan itu nyaris terjadi di seluruh toko ritel yang ada disini,” keluhnya.
Sementara Sunar (35), pedagang telur gulung mengatakan, dirinya mencurigai adanya pengalihan penjualan minyak goreng dari toko ritel ke pasar tradisional dan toko kelontongan yang membuat kelangkaan minyak goreng di toko ritel.
Sunar mengungkapkan, pengalihan penjualan itu dilakukan agar minyak goreng bisa dijual dengan harga lebih mahal.
“Kalu di toko ritel kan harganya Rp 14.000, jadi mereka bisa saja mereka memilih menjual ke pasar tradisional. Ditawarkan ke toko-toko dengan harga Rp 15.000 sampai Rp 16.000,” ungkap dia.
“Jadi kebijakan mengenai harga domestik tidak akan ada gunanya jika stok di lapangan langka atau justru tidak ada,” tambah Sunar.
Dirinya berharap, pemerintah bertindak tegas dan keras agar para pelaku distribusi minyak goreng yang nakal menjadi jera.
Sementara itu, hasil inspeksi mendadak Dinas perdagangan Kabupaten Ogan Komering Ilir beberapa hari lalu ke sejumlah gudang minimarket dan toko sembako di Kayuagung , untuk stok minyak goreng memang kosong. Namun Sekretaris Dinas Perdagangan Ogan kimering Ilir Legianto ME menyebut, bahwa tidak ada penimbunan.
“Adapun toko toko sembako yang besar di Kayuagung yang sudah kami pantau seperti toko Ning Ayu, toko Sinar Matahari dan sebagainya. Dan petugas juga langsung mengecek gudangnya. Tidak ada penimbunan,” sahut dia.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah menetapkan tiga harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah, kemasan sederhana, dan kemasan premium yang mulai berlaku pada 1 Februari 2022 lalu. HET minyak goreng curah ditetapkan sebesar Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium Rp 14 ribu per liter. (Dhi)
Komentar