SUARAPUBLIK, Bukittinggi : Evaluasi bulan September 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bukittinggi mencatat, Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,10 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) kota Bukittinggi, Mukhlis, Jum’at (5/10/2018) mengatakan, inflasi terjadi karena adanya peningkatan indeks pada enam kelompok pengeluaran.
Enam kelompok pengeluaran tersebut meliputi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,05 persen, kelompok sandang sebesar 0,03 persen.
“Berikut kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 2,47 persen dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen,” jelasnya.
Menurut Muklhis, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan September 2018 antara lain bahan bakar rumah tangga, uang sekolah dasar swasta, belut, apel, beras, kentang, sepat siam, uang sekolah menegah pertama swasta, laptop/notebook, tarif kendaraan travel, besi beton, seng, jeruk nipis/limau, mie dan komoditas lainnya.
“Dengan kondisi inflasi 0,10 persen ini, Kota Bukittinggi berada diurutan ke-03 di pulau Sumatera, dan urutan ke-08 dari seluruh Kota dan Kabupaten di Indonesia yang mengalami inflasi atau deflasi di bulan September 2018,” terangnya. (YSM)
Komentar