Usia 55-69 Dominasi Angka Kematian Akibat COVID-19

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Angka kematian akibat COVID-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) masih terbilang tinggi. Saat ini, tercatat angka kematian COVID-19 di Bumi Sriwijaya mencapai 2.207 orang, mengalami penambahan 37 kasus pada Rabu kemarin (4/8/2021).

Sementara kasus positif COVID-19 di Sumsel saat ini tercatat sebanyak 49.175 kasus. Artinya persentase angka kematian di Sumsel mencapai 4 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel, Ferry Yanuar mengatakan, berdasarkan catatan Dinkes, masyarakat Sumsel yang meninggal dunia akibat COVID-19 didominasi kelompok usia 55-69, yakni mencapai 1.058 kasus atau 47,9 persen.

Baca Juga :  Pemerintah Tetapkan Satu Harga Minyak Goreng Rp14 Ribu per Liter

“Angka kematian di Sumsel memang terus meningkat, namun kelompok usia yang mendominasi yakni usia 55-69 tahun,” ujar Ferry, Kamis (5/8/2021).

Untuk usia diatas 70 persen juga masih tercatat tinggi yakni mencapai 407 kasus atau 18,4 persen. Untuk usia produktif 45-54 tercatat 446 kasus 20 persen.

“Berdasar catatan kita, untuk usia produktif yakni 20-44 tahun jumlahnya tercatat ada 257 kasus atau 11,6 persen. Untuk usia ini memang tidak begitu tinggi, karena rata-rata mereka yang meninggal dunia adalah masyarakat yang usianya sudah lanjut dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid,” ujarnya.

Baca Juga :  Antisipasi Puncak Omicron, Pol PP Tingkatkan Patroli Prokes

Selain itu, Ferry menjelaskan, untuk usia 15-19 tahun tercatat ada 7 kasus, usia 5-14 tahun ada 12 kasus, usia 1-4 tahun ada 4 kasus. Selebihnya, untuk usia dibawah satu tahun ada 10 kasus.

“Kita mencatat penyakit penyerta yang pada suspek Covid-19 yang meninggal dunia yakni hipertensi, diabetes melitus, TB paru, stroke, asma, ginjal, jantung, gastritis, kanker, dan tifoid. Lalu ada juga HIV, serosis hepatis, DBD dan meningitis. Tapi yang paling mendominan yakni hipertensi,” jelasnya.

Sebagai upaya untuk menekan angka kematian di Sumsel, pihaknya kini melakukan langkah lebih dini. Diantaranya menggencarkan testing dan tracking.

Baca Juga :  Viral, Ibu Melahirkan Ditandu karena Jalan Rusak

“Dalam satu harinya, kita mampu melakukan testing hingga 7.000-9.000 sampel. Ini bukan hanya testing dari PCR saja, melainkan juga dari tes rapid antigen. Sudah dua pekan ini memang jumlah testing harian meningkat, karena memang kita sedang mengupayakan pendeteksian lebih dini terhadap keberadaan COVID-19,” katanya. (ANA)

    Komentar