SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, menyebut kemacetan yang sering kali terjadi di jam-jam tertentu di Palembang, salah satunya karena pintu keluar dua tol yang baru di bangun, Tol Palindra dan Tol Kapal Betung, mengarah langsung masuk ke Palembang.
“Kita harus sadari, ada dua akses Tol Palindra, dan Kapal Betung. Ini semua bertumpu ke Palembang. Pintu keluarnya itu di Palembang. Jadi memang kita rasakan betul kepadatan lalu lintas pada jam-jam tertentu,” ujarnya, Jum’at (7/1/2022).
Hal yang sama pun diungkapkan kembali, yaitu kota palembang merupakan salah satu kota dengan tranportasi umum terlengkap di Indonesia. Namun seiring dengan kian meningkat daya beli kendaraan yang berimbas kepadatan lalu lintas yang meningkat.
“Kita yang berdomisili di sini sangat merasakan kepadatan lalu lintas penyebabnya tentu nanti kita urai tapi solusinya sudah ada. Disisi lain ini berarti daya beli masyarakat semakin baik, yang membeli kendaraan banyak,” terangnya.
Menurutnya, integritas antar moda jadi solusi kemudahan bagi masyarakat mengakses setiap fasilitas yang di sediakan pemerintah kota, provinsi dan pusat akan berkolaborasi memberikan ke praktisan praktisan dalam mengakses antar moda transportasi.
“Pak Menteri tadi sudah mengatakan agar memberikan subsidi khusus kepada siswa dengan Rp25ribu. Itu kemungkinan per siswa tapi ini masih dalam kajian, bisa lebih kecil, bisa juga lebih besar sedikit tapi itu antara lain untuk solusi, tapi ini belum final kita nunggu Februari,” jelasnya.
Di lain sisi, Walikota Palembang Harnojoyo mengakui penurunan occupancy penumpang tranportasi umum salah satunya dipengaruhi oleh pandemi COVID-19, hingga 6,9 persen.
Oleh karenanya, dalam mengintergrasikan antar tranportasi, ia mengungkapkan rencana penambahan outlet yang terhubung langsung ke LRT baik dari halte BRT berjumlah 3 rute dan Teman Bus dengan sistem Based Service ada 4 rute akan di gabungkan menjadi 5 rute.
“Saya meminta tadi awal Februari rute-rute yang baru, yang menghubungkan kepada LRT ini segera terlaksana. Ini akan kita kerjakan secara maraton, angkutan yang terintegrasi di Kota Palembang ini akan memaksimalkan keberadaan LRT,” ungkapnya.
Selain budaya menggunakan kendaraan pribadi, Harnojoyo mengklaim kebiasaan masyarakat lebih memilih tranportasi online jadi satu faktor lain penurunan occupancy. Pemberian subsidi langsung ke pelajar dan mahasiswa, menambah rute, jam operasional dan subsidi sharing antara Pemkot, Pemprov, dan Pemerintah Pusat, menjadi salah satu pilihan dalam meningkatkan occupancy angkutan umum yang ditargetkan meningkat hingga 60 persen.
“Ini juga dalam rangka mengurangi budaya masyarakat menggunakan kendaraan pribadi dan online agar lebih memilih tranportasi massal tapi untuk masyarakat sekarang mudah untuk mendapatkan tranportasi,” ungkapnya.
Meskipun begitu, Walikota Palembang Harnojoyo membantah akan me-merger pengelolaan TMPJ, dan Teman Bus, namun hanya menyatukan rute saja dari yang berjumlah 7 koridor menjadi 5 koridor.
“Subsidinya nanti pemerintah kota akan tetap menganggarkan, nanti ada subsidi APBN dan APBD kota, inilah nanti secara administrasi akan kita jadikan ini subsidinya cukup besar bisa sampai 31 miliar nilainya, bisa APBN sharing dan provinsi juga bisa masuk,” tuturnya. (ANA)
Komentar