Kebut Vaksinasi di Sumsel, Gubernur Ajukan Pembelian

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru, mengajukan pembelian vaksin COVID-19 secara mandiri, mengingat distribusi yang begitu pelan dari Pemerintah Pusat. Hal ini dia sampaikan saat ditemui di kantornya, Selasa (3/8/2021).

Menurut Deru, pembelian vaksin secara mandiri ini rencananya akan memakai skema Corporate Sosial Responsibility (CSR) dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tapi hal ini akan diajukan terlebih dahulu kepada Pemerintah Pusat.

“Tadi saya sudah minta izin sama Menteri BUMN agar vaksin bisa kita beli sendiri. Kan bisa pakai cara CSR dari perusahaan. Di jawab pak Menteri akan dikaji dahulu,” kata Deru.

Baca Juga :  Antisipasi Puncak Omicron, Pol PP Tingkatkan Patroli Prokes

Lanjut dia, jika tetap menunggu distribusi vaksin dari pemerintah pusat, untuk mencapai herd imunity akan memakan waktu yang lama. Sampai saat ini secara keseluruhan vaksinasi Sumsel baru mencapai 14,94 persen dari 6,4 juta target vaksinasi di Sumsel.

“Target kita akhir tahun 2021 atau masksimal pada awal tahun 2022, sudah mencapai herd imunity. Jadi kalau vaksin bisa beli mandiri, kita bisa melanjutkan vaksinasi pada segmen lain, seperti komunitas atau keluarga penerima Bantuan Sosial dan segmen lainnya,” terang Deru.

Baca Juga :  Viral, Ibu Melahirkan Ditandu karena Jalan Rusak

Ditambahkan Herman Deru, saat ini Provinsi Sumsel masih melanjutkan Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di empat daerah yang menjalankan.

“Seusai intruksi pemerintah pusat, PPKM masih kita diperpanjang hingga 9 Agustus. Tidak ada penambahan atau pengurangan daerah, PPKM tetap dijalankan di Kota Palembang, Kabupaten Musi Banyuasin, Lubuk Linggau dan Musi Rawas,” katanya.

Meski begitu, Deru melihat terjadinya penurunan tren Positifity Rate COVID-19 di Sumsel, meski penambahan kasus positif tetap tinggi. Menurutnya, itu terjadi karena kesadaran masyarakat Sumsel untuk berani melakukan testing.

Baca Juga :  Stok Vaksin untuk Anak di Sumsel Kembali Bertambah

“Tinggi jangan dilihat jelek atau banyaknya. Ini juga terjadi karena kesadaran masyarakat yang mau memeriksa kesehatan. Justru saya apresiasi kesadaran masyarakat Sumsel, jadi tidak perlu lagi di tracking karena mereka sudah sadar,” katanya. (ANA)

    Komentar