SUARAPUBLIK.ID,PALEMBANG – Kepala Balai Karantina Pertanian Klas 1 Palembang Hafni Zahara mengungkapkan, setelah kasus penularan COVID-19 di Sumsel terus melandai, perekonomian daerah kian menggeliat. Hal ini berdampak juga pada meningkatnya nilai dan volume komoditas ekspor dari Sumatera Selatan (Sumsel).
Berdasarkan data yang ada, jumlah komoditas yang di ekspor dari Sumsel sepanjang tahun 2021 mencapai 1.476.021 ton atau meningkat 169 persen dibanding volume ekspor di tahun sebelumnya yakni sebesar 548.199 ton.
Adapun dari sisi nilai juga meningkat. Di mana, pada tahun 2021 tercatat nilai komoditas ekspor Sumsel mencapai Rp9,8 triliun meningkat 51 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,5 triliun.
Peningkatan ini, lanjut Hafni, seiring dengan target pemerintah pusat untuk meningkatkan jumlah ekspor di setiap pintu masuk ekspor di Indonesia termasuk di antaranya Sumatera Selatan.
Adapun target yang ingin dicapai tahun depan adalah tiga kali lipat dibanding pencapaian tahun ini. “Pelepasan ekspor ke depan akan dilakukan pada Maret, Agustus, dan Desember 2022,” jelasnya, Jum’at (31/12/2021).
Oleh sebab itu, diperlukan kerjasama dari setiap instansi untuk melakukan pengembangan komoditas ekspor dari hulu ke hilir. Tujuannya untuk menggali potensi komoditas ekspor yang baru sehingga komoditas ekspor unggulan asal Sumsel kian beragam.
Hafni mencontohkan daerah Ogan Ilir yang warganya telah berupaya untuk mengekspor maggot ke Singapura. “Tentu Sumsel memiliki banyak sumber daya alam potensial yang bisa diekspor,” ujar Hafni. (ANA)
Komentar