Innalillahi, Kakek di Muratara Tewas Akibat Terkepung Api saat Bakar Lahan

Muratara48 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, MURATARA – Nasib malang dialami Muhadi (72). Warga Desa Bumi Makmur, Kecamatan Nibung, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), harus meregang nyawa akibat terkepung api usai membakar lahan di kebun sawit miliknya.

Tewasnya kakek tersebut pertama kali diketahui saksi Warsito (57) dan Yusup (37) yang bersebelahan kebun sawit dengan korban.

“Saya curiga, biasanya korban mengajak pulang bersama untuk salat zuhur. Saya lihat asap di kebun korban, perasaan saya jadi tidak enak. Saya datangi kebunnya bersama saksi Yusup. Di situ saya temukan korban sudah tergeletak di tengah kebun yang terbakar dan sudah dalam keadaan meninggal dunia,” terang Warsito, Kamis (18/7/2024).

Warsito mengisahkan, bahwa pada hari Rabu (17/7/2024) tersebut sekitar pukul 07.00 WIB, korban berangkat ke kebunnya di Desa Bumi Makmur, Nibung Kabupaten Muratara, dengan menggunakan sepeda motor sambil membawa bibit kelapa sawit.

Siang harinya sekitar pukul 12.00 WIB, kebiasaan saksi Warsito menunggu korban yang selalu mengajaknya pulang untuk salat zuhur.

“Kebiasaan korban membersihkan kebun dengan cara membakar sedikit demi sedikit, akibat terpaan angin api menjadi meluas dan melebar. Korban ini memang mengalami sakit sesak nafas, karena kekurangan oksigen saat melakukan pemadaman sendirian itu yang menyebabkannya meninggal,” terang Warsito.

Hasil pengecekan petugas Polres Muratara, Ipda Hermansyah dan tim yang mendatangi lokasi diperkirakan luas lahan terbakar 1/2 hektar. Saat ini, api di lahan tersebut sudah dalam kondisi padam.

Petugas mengamankan barang bukti celana korban kondisi terbakar, sepasang sepatu bot warna kuning dan sepeda motor yang digunakan korban.

Kapolres Muratara AKBP Koko Arianto Wardani saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar memiliki kesadaran untuk tidak memanfaatkan musim kemarau membuka lahan atau kebun dengan cara membakar,” tegas Koko.

“Lahan yang kering, udara panas dan angin kencang menjadikan kebakaran sulit dikendalikan sehingga berpotensi meluas dan ini membahayakan, merugikan banyak pihak,” tambah Koko.

Kata Koko bahwa pihaknya dan jajaran Polda Sumsel sudah sering memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, melalui Maklumat Kapolda, menyebaran pamflet dan informasi melalui berbagai media.

“Imbauan sudah sering kali kami berikan kepada masyarakat agar tidak membakar lahan. Kami sangat sayangkan kejadian ini, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua,” tutur Koko. (ANA)

    Komentar