IDI Simpulkan Pandemi COVID-19 Belum akan Usai, Ini Alasannya

Sumsel45 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Selatan (Sumsel), Zulkhair Ali, menyimpulkan jika pandemi COVID-19 belum akan usai dalam waktu dekat.

Ia berkesimpulan seperti ini, lantaran adanya varian baru virus corona yang terus muncul di berbagai negara. Termasuk juga kasus baru positif COVID-19 yang terus ada setiap harinya dengan gejala yang berbeda.

“Itulah kenapa saya berkesimpulan seperti itu, pandemi belum akan usai dalam waktu dekat ini meski saat ini tengah turun,” kata Ali, saat dihubungi, Sabtu (4/12/2021).

Baca Juga :  Pemerintah Tetapkan Satu Harga Minyak Goreng Rp14 Ribu per Liter

Menurutnya, belum diketahui apakah vaksin bisa menangkal varian baru COVID-19 atau tidak. Selain itu, mulai abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan (Prokes), dinilainya juga menjadi salah satu faktor yang membuat ia berkesimpulan seperti itu.

“Kita tidak tahu, varian baru ini apakah bisa ditangkal dengan vaksin yang telah disuntikkan. Sehingga potensi penularan ataupun resiko kematian akibat COVID-19 masih bisa dialami penderita meskipun sudah divaksin,” ucapnya.

Ali mengibaratkan pandemi COVID-19 di Indonesia seperti kisah cinta yang tak kunjung usai. “Saya tulis status seperti itu karena memang hingga saat ini belum terlihat ujungnya seperti apa,” katanya.

Baca Juga :  Kuota Minyak Murah Rp14 Ribu per Liter Ditambah 3 Ton

Ia menilai, saat ini pemerintah telah cukup sigap mengantisipasi COVID-19. Terutama, saat diberbagai negara banyak terinveksi COVID-19 varian baru yakni Omicron, pemerintah sudah cukup sigap dengan menutup seluruh penerbangan dari beberapa negara.

“Pemerintah telah belajar dari awal awal pandemi masuk Indonesia, seperti dulu ketika pandemi sudah masuk ke negara tetangga, pemerintah tidak serius menanggapinya, malah bahkan diabaikan. Namun kini Pemerintah sigap menanggapi saat ada varian baru di negara lain,” jelasnya.

Tapi menurutnya, tetap paling utama kedisiplinan dari masyarakat dalam menerapkan Prokes. “Jadi tidak ada pilihan lain bagi masyarakat untuk disiplin prokes,” tegasnya. (ANA)

    Komentar