Enam Nisan Kuno Ditemukan di Saluran IPAL 16 Ilir

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Ditemukan enam nisan kuno oleh pekerja Waskita saat melakukan penggalian membuat saluran Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di kawasan pertokoan 16 Ilir Palembang. Namun sayangnya beberapa nisan yang sempat disngkat kepermukaan tersebut, malan dikembalikan lagi ke tempat awalnya oleh pekerja penggalian.

6f56e0c5 dbd7 47dc abd9 9d0c6fe6028b
Nisan Kuno bertuliskan Arab Melayu ditemukan di galian IPAL pertokoan pasar 16 ilir Palembang.
Foto: ist

Penemuan nisan bertuliskan Arab Melayu tersebut, sayangnya tidak segera dilaporkan kepada pemerintah kota Palembang, atau Badan Arkeolog (Balar) kota Palembang.

Di salah satu nisan bertulisankan Arab Melayu atau aksara jawi itu, berbunyi “Faqod Intiqolad Ila Rohmatullahil Abror, Nyiaji Nadirah /Nadrah  Binti Kiyai Abdul Aziz Falembani”, yang artinya Telah Berpulang ke Rahmatu Allah Nyiaji Nadiroh Anak Kiyai Abdul Aziz orang  Palembang. Yang ditemukan pada galian proyek IPAL pada kedalaman kurang lebih tiga meter.

“Memang ada nisan yang kita temukan di penggalian kita pembuatan IPAL, namun itu kita kembalikan lagi di asalnya. Karena kami takut menganggu sebab gak ada instruksi untuk tidak diapa-apakan nisan itu,” ungkapnya Rizal, manager operasional proyek IPAL PT Waskita Karya.

Semenjak ditemukan pada Kamis malam lalu (14/01/2022), baru dilaporkan dua hari setelah pemasangan pipa saluran IPAL di titik penemuan batu nisan tersebut. Ia menyebutkan, kalau nanti malam (malam ini, red) penemuan batu nisan tersebut akan dibongkar kembali.

“Ya, nanti malam (malam ini) sudah disetujui akan digali lagi sekitar jam delapan malam,” lanjutnya.

Pihak PT Waskita Karya bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Dinas Kebudayaan Provinsi Sumsel, dan dinas kebudayaan kota Palembang, beserta Balai Arkeolog Sumsel, melakukan rapat koordinasi terkait tindak lanjut dari penemuan nisan kuno tersebut, Senin pagi (17/01/2022) di kantor Disbud kota Palembang.

Sementara itu dijelaskan Kadisbud Kota Palembang Agus Rizal, dari areal penemuan nisan kuno yang diduga dari abad ke 19 tersebut, merupakan kawasan bersejarah. Sebab, di kawasan pertokoan 16 Ilir tersebut juga menjadi lokasi peninggalan kerajaan Beringin Janggut.

“Pemerintah kota sudah ada regulasi Perda nomor 11 tahun 2012, tentang perlindungan cagar budaya. Apabila menemukan benda bersejarah dalam 30 hari harus melaporkan ke dinas kebudayaan kota Palembang atau instansi terkait maupun kepolisian,” kata Agus Rizal.

Rencana dilakukannya penggalian kembali dari penemuan nisan kuno tersebut, akan diteliti oleh Tim Ahli Cagar Budaya, untuk memastikan penemuan tersebut berasal dari era siapa. 

Selain itu disampaikan Agus, sebelumnya dari pihak dinas kebudayaan sudah sempat turun ke lokasi melihat langsung. Namun sayang saat tiba di lokasi titik penemuan nisan tersebut, sudah tertimbun pada Jumat siang (13/01).

“Waskita mungkin tidak mengetahui terkait regulasi tentang perlindungan cagar Budaya. Dan memang terjadi miss komunikasi antara kita dan tim Waskita, makanya Jumat, kami sempat turun ke lokasi,” ungkapnya.

Sementara itu, arkeolog Retno Purwanti dari Balai Arkeologi Sumsel menyebutkan, belum ada rencana untuk menjadikan areal pertokoan 16 Ilir yang banyak ditemui benda benda bersejarah sebagai kawasan bersejarah.

“Kalau untuk penetapan itu belum, karena itu tugas TACB kota Palembang. Karena itu tergantung juga dari data data yang disiapkan tim pendataan dan tim teoritik kawasan ini bisa ditetapkan atau tidak,” ungkapnya.

Ada dua teori indikator dari penemuan nisan kuno yang dinilai sebagai benda bersejarah tersebut, yang diduga merupakan bentuk nisan Demak. Dengan penemuan itu ada potensi bahwa kawasan tersebut merupakan situs bersejarah, terlepas apakah nisan itu memang sudah ada di situ, atau proses transformasi (perpindahan).

“Kalau dilihat, itu nisan Demak, sudah mulai digunakan di Palembang pada masa Geding Suro sekitar awal abad 16. Itu analisa sementara kalau melihat inskripsi dari nisan yang pertama saya lihat dari abad itu. Sementara untuk nisan berikutnya itu yang saya lihat, sepertinya dari masa selanjutnya,” ungkapnya.

Menurutnya, dari vidio penemuan nisan yang Semoat Butak tersebut bentuk nisan tersebut sama dengan bentuk dari nisan-nisan Kumi seperti yang ada di Saboking King, Kebon Gede, dan Talang Kerangga.

“Sekitar 98 persen tipe nisannya sama dengan nisan-nisan yang ada di makam-makam kuno lainnya. Karena itu lokasi bekas keraton Beringin Janggut kemungkinan ada, tapi nanti kita lihat lagi lapisan tanahnya apakah lapisan tanah asli atau timbunan,” ungkapnya. (Etr)

    Komentar