SUARAPUBLIK.ID, PRABUMULIH – Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Prabumulih, Sanjay Yunus, ingin membuat terobosan untuk ikut serta di dalam menurunkan angka stunting anak balita di kota Prabumulih. Rencananya, dia akan mengajak Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk berkolaborasi.
Sanjay mengatakan, dia memiliki inisiatif ini karena terinspirasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tringgalek, Jawa Timur, yakni Disnaker-nya sudah bekerjasama dengan Dinkes untuk menurunkan angka stunting anak balita, dan ternyata berhasil.
“Makanya kita juga ikut buat terobosan ini sekaligus niat mendukung program perpanjangan Walikota Ridho Yahya dan jajarannya, untuk menurunkan angka stunting anak balita di Prabumulih. Di mana terhitung di Desember 2022 sebanyak 94 anak yang statusnya stunting,” ujarnya.
Menurutnya, penyebab anak stunting dikarenakan orangtuanya ekonomi lemah atau hidup mereka di bawah garis kemiskinan. Jadi wajar anaknya stunting tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi yang memadai.
“Jadi dalam hal ini kita ada wacana itu untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada orangtua yang anaknya stunting tersebut di BLK Disnaker ini,” tegasnya.
Lanjutnya, untuk menjalankan program ini pihaknya menggunakan dana APBD dan juga anggaran APBN. Sementara di ABT 2023 di bulan November ini, akan dianggarkan khusus program orangtua yang anaknya stunting untuk di beri pelatihan.
“Supaya mereka memilki keahlian untuk buka usaha sendiri alias mandiri. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan gizi anaknya mereka dan bisa juga bekerja di perusahaan sesuai dengan bidangnya,” ungkapnya.
Jika memungkinkan, pihaknya akan memfasilitasi mereka untuk dipekerjakan di sejumlah perusahaan di Prabumulih. Artinya alumni yang sudah mengikuti pelatihan atau magang di BLK tidak dilepas begitu saja.
“Akan kita usahakan untuk dipekerjakan nantinya jika ada lowongan pekerjaan di perusahaan tersebut,” terangnya.
Untuk diketahui, sebanyak 27 orang di tahun 2022 lalu sudah diterima bekerja di sejumlah perusahaan kota Prabumulih. Sebab, mereka sudah memiliki sertifikat keahlian di bidangnya.
“Mereka siap pakai dan dinilai sudah mampu untuk bekerja di perusahaan yang membutuhkan pekerja,” ujarnya. (ANA)
Komentar