Deflasi Indeks Harga Konsumen Sumatera Selatan Masih Terus Berlanjut pada Agustus 2024 sejalan dengan Pasokan Komoditas Pangan yang Masih Terjaga

Ekonomi42 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan Agustus 2024 mengalami deflasisebesar 0,19% (mtm), lebih rendah dibandingkan deflasi padabulan Juli 2024 yang sebesar 0,29% (mtm). Secara tahunan, realisasi inflasi Sumsel tercatat menurun menjadi sebesar 1,80% (yoy) dari bulan sebelumnya (1,87%; yoy). Perkembangan tersebut juga sejalan dengan inflasi nasional yang tercatat melandai menjadi sebesar 2,12% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya (2,13%; yoy).

5 (lima) komoditas utama penyumbang deflasi pada bulan ini adalah bawang merah, daging ayam ras, jeruk, telur ayam ras, dan cabai rawit dengan andil pada masing-masing komoditas adalah sebesar -0,13%, -0,09%, -0,05%, -0,03%, -0,02% secara berturut-turut (BPS, 2024). Penurunan harga bawang merah dan jeruk disebabkan oleh melimpahnya pasokan sejalan dengan masuknya musim panen di daerah sentra yang juga didukung dengan cuaca yang kondusif. Sementara itu, penurunan harga daging dan telur ayam ras masih terus berlanjutsejalan dengan penurunan harga jagung dan Day Old Chick(DOC). Lebih lanjut, penurunan harga cabai rawit didukung oleh surplus neraca pangan secara nasional.

Inflasi Provinsi Sumatera Selatan yang terkendalimerupakan upaya dan peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumsel dalam mengendalikan inflasimelalui strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasiyang Efektif. TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan masih terus melaksanakan kegiatan pasar murah sebagaiupaya mengendalikan harga komoditas pangan di tingkatmasyarakat. Upaya ini turut bekerja sama dengan BUMN, BUMD, perusahaan swasta, perbankan, aparat TNI dan Polri sertainstansi lainnya melalui pemberian subsidi harga, subsidiangkutan maupun subsidi operasional lainnya. Upaya ini jugadiperkuat dengan memastikan terjaganya ketersediaan pasokanmelalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) antara KabupatenBanyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Kota Palembang dengan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, untuk komoditasbawang merah. Pengendalian inflasi juga didukung dengankomunikasi yang efektif melalui High Level Meeting (HLM), rapat koordinasi rutin TPID se-Sumatera Selatan, serta publikasikegiatan pengendalian inflasi seperti kegiatan operasi pasar murah di berbagai media.

Baca Juga :  Gunakan Teknologi Paling Canggih, Efisien dan Ramah Lingkungan, PLN Operasikan PLTGU Tambak Lorok 779 MW

Sebagai langkah lanjutan untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi ke depan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Agustus2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%. Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward lookinguntuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran2,5±1% pada 2024 dan 2025.

Sementara itu, kebijakanmakroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untukmendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakanmakroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorongkredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumahtangga, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Baca Juga :  Gunakan Teknologi Paling Canggih, Efisien dan Ramah Lingkungan, PLN Operasikan PLTGU Tambak Lorok 779 MW

Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk memperkuatkeandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.

    Komentar