Aksi Pencurian Material Prasarana Kereta Api Kian Mengkhawatirkan, di Awal 2022 Sudah Ada Empat Kasus

KAI51 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG | Masih maraknya aksi pencurian material prasarana dan sarana kereta api, khususnya di wilayah operasional Divre III Palembang, akan berdampak terganggunya keselamatan perjalanan kereta api. Di awal 2022 ini, telah ada empat kali kasus pencurian.

Kepala Divisi PTKAI Divre III Palembang, Junaidi Nasution menjelaskan, di Divre III Palembang masih sering terjadi pencurian material prasarana dan sarana kereta api. Di antaranya kabel/kawat sinyal, patok kabel, pendrol, rel, plat sambung, besi bantalan, semboyan 21, (tanda atau lampu berwarna merah pada kedua sisi kanan dan kiri suatu kereta/gerbong, menandakan bahwa kereta/gerbong ini mengakhiri rangkaian kereta api).

Material-material tersebut sangat penting dalam operasional KA dan berpengaruh terhadap keselamatan perjalanan kereta api.

Junaidi menjelaskan, di awal tahun 2022 ini telah terjadi empat kali pencurian material prasarana kereta api. Namun berkat kerjasama dan koordinasi yang baik dari unit Pengamanan PT KAI Divre III Palembang dan jajaran Polres Muara Enim, telah ditangkap tiga orang yang diduga pelaku pencurian material prasarana kereta api. Saat ini pelaku sudah diamankan Polres Muara Enim dan dalam pemeriksaan lebih lanjut untuk pengembangan kasus pencurian material prasarana sarana kereta api lainnya. Agar memberi efek jera bagi pelaku pencurian.

Material-material prasarana yang dicuri tersebut merupakan elemen-elemen penting untuk mendukung keselamatan perjalanan kereta api. Seperti kabel/kawat sinyal, berfungsi untuk komunikasi antar perangkat pengamanan sistem persinyalan kereta api yang berada di stasiun dan rumah sinyal.

Hilangnya kabel ini memiliki resiko yang membahayakan perjalanan kereta api karena komunikasi antar perangkat persinyalan akan terganggu. Atau plat sambung rel, apabila hilang akan membuat rel bisa bergeser karena kedua ujungnya menjadi tidak presisi. Sehingga apabila rangkaian kereta api baik itu kereta barang maupun kereta penumpang, berpotensi tidak aman dan fatal, akan menyebabkan rangkaian KA anjlok.

Banyaknya oknum yang tidak bertanggung jawab demi mendapatkan keutungan pribadi, secara sadar maupun tidak sadar, telah membahayakan para penumpang yang diangkut dengan kereta api. Maupun barang yang diangkut untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. Di antaranya KA BBM, KA semen, KA batubara, untuk pasokan pembangkit listrik Suralaya.

“Untuk kerugian material pasti ada, tetapi kami lebih menyoroti soal bahaya yang lebih besar. Ini terkait keselamatan perjalanan kereta api. Berhubungan dengan hajat hidup orang banyak, jadi kerugiannya tidak bisa hanya dinilai dengan uang,” tegas Junaidi.

PT KAI pun melakukan serangkaian langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang. Divre III Palembang dengan wilayah operasional yang sangat luas berada di sepanjang rel Kereta Api dari Kertapati sampai Lubuk Linggau, tentulah hal yang tidak mudah menjaga objek vital ini.

Dalam menjaga keselamatan perjalanan kereta api PT KAI Divre III Palembang tidak dapat mengamankan sendiri. Selama ini pengamanan objek vital ini mendapatkan dukungan penuh dari Kepolisian Daerah Sumatera Selatan melalui polres-polres wilayah, yang dilalui perjalanan kereta api. Serta informasi-informasi dari masyarakat yang berada di sekitar rel. ”

“Kami sangat mengapresiasi dukungan ini, dan mengajak semua pihak dan stakeholder terkait, untuk ikut membantu menjaga perjalanan kereta api,” tutup Junaidi. (Rel)

    Komentar

    Berita Hangat Lainya