SUARAPUBLIK.ID, MUSI BANYUASIN – Curah hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), berdampak terhadap meningkatnya jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan nyamuk aedes aegypti.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Muba, tercatat ada 146 kasus DBD tahun 2023, dengan satu di antaranya meninggal dunja. Sementara untuk 2024, dalam dua Bulan ini saja sudah ada 301 kasus DBD, dengan empat orang meninggal dunia. Rinciannya, pada Januari ada 191 orang menderita DBD, dan pada Februari tercatat 110 kasus.
“Kasus DBD ini meningkat dari tahun 2023. Peningkatan kasus ini hampir 100 persen,” ungkap Kadinkes Muba, dr Azmi Dariusmansyah MARS, Selasa (27/2/2024).
Dikatakanya, untuk saat ini kasus DBD dibanding bulan Januari terjadi penurunan. Namun masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten agar lonjakan dari kasus DBD ini tidak sampai terjadi dan berharap nihil.
“Oleh karenanya, kita berupaya untuk selalu menekankan kepada seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat agar menjaga lingkungan. Baik itu di dalam kantor maupun lingkungan di rumah terhadap dampak curah hujan yang sangat tinggi,” jelasnya.
Lanjut dia, kasus DBD ini meningkat diakibatkan beberapa faktor, di antaranya genangan air, terutama yang berada di dalam kaleng atau ban-ban bekas yang harus dihilangkan sebagai tempat tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.
“Untuk itu, kita meningkatkan sarana di kesehatan agar selalu standby, mulai dari Puskesmas, kemudian rumah sakit untuk mengantisipasi jika ada korban DBD. Di Puskesmas kita sediakan tes cepat RDT,” jelas Azmi.
“Jadi sudah ada SOP di seluruh Puskesmas, jika ada pasien yang demam itu harus diperiksa RDT NSone terhadap DBD. Jika positif maka harus dirujuk ke rumah sakit untuk mengantisipasi dan meminimalkan angka kematian dari kasus DBD ini,” terangnya.
Dibandingkan dari tahun sebelumnya, Azmi menyebut kasus DBD terjadi peningkatan. Pihaknya menganalisa penyebab bisa terjadi dari lingkungan, tetapi juga bisa dari perubahan pola pelayanan.
Di mana, selama ini pihaknya menunggu di kantor, namun di tahun 2024 ini Kabupaten Muba dalam hal penanganan DBD, akan jemput bola. Jadi seluruh yang demam diperiksa RDT bagi penderita yang demam.
“Tidak memandang baik itu untuk anak-anak maupun dewasa diambil sampel darahnya, diperiksa biar kita mendapatkan skrining secara dini dan dapat menurunkan angka kematian. Jadi peningkatan lonjakan kasus ini sangat jauh tetapi kita beranggapan akibat screening kita yang ketat,” terangnya lagi. (ANA)
Komentar