Tiga Kali Operasi Usus Buntu, Jahitan Operasi DA Malah Keluarkan Cairan

kesehatan186 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Malang dialami DA (7). Putri ketiga pasangan Yani (38) dan Herman (44), warga Jalan Fakih Usman, Lorong Sintren Kelurahan 2 Ulu Kecamatan SU I Palembang ini, harus dipindah-pindah rumah sakit lantaran operasi usus buntu yang diderita gagal.

Kasus ini pun terkuak setelah kedua orangnya bercerita dengan awak media, dan berharap anak atas kesembuhan sang anak, Selasa (7/3/2023), sekitar pukul 15.30 WIB.

Informasi yang dihimpun, berawal DA masuk ke RS Bari Palembang, pada 2 Februari 2023. Saat itu, DA dirawat di RS Bari lantaran sakit tipes. Namun setelah dilakukan perawatan intensif kondisi DA pun membaik dan sembuh dari sakit yang dideritanya.

“Awalnya waktu ini anak saya ini masuk rumah sakit karena tipes dan sembuh. Namun setelah beberapa hari dirawat anak saya ini mengeluh sakit perut lantaran sering kembung. Saat itu lalu dilakukan rontgen, hasil medis dinyatakan anak saya mengalami usus buntu. Oleh dr B mengatakan harus dilakukan tindakan,” ungkap Yani, didampingi Herman.

Lalu, pada 6 Februari, Lanjut Yani, tindakan operasi usus buntu pada anaknya pun dilakukan oleh dr B. “Setelah operasi dan kondisi anak saya masih dalam perawatan, pada 10 Februari anak dinyatakan boleh pulang. Diberikan obat parasetamol dan anti biotik,” ungkapnya.

Sesampai di rumah, kondisi DA bukannya membaik, sambung Yani, dari jahitan operasi tersebut ada cairan yang keluar.

“Saat itu kami membersihkan sendiri dengan kasa dan Betadine yang kami beli di apotek. Namun lama kelamaan cairan yang keluar itu pun busuk,” bebernya.

Lama kelaaman cairan tersebut keluar deras (banyak). Karena panik dan cemas dengan kondisi anak bungsunya tersebut, lalu Yani dan suaminya Herman pada 16 Februari kembali membawanya anaknya ke RS Bari Palembang.

“Kami bawa kembali. Namun katanya akan dilakukan tindak operasi yang kedua (operasi ulang). Namun meski sudah dilakukan operasi kedua oleh Dr B, cairan itu tetap masih keluar. Hingga akhirnya pada 24 Februari dilakukan operasi ketiga dan hasilnya sama saja,” jelasmya.

Yani mengatakan, lantaran operasi ketiga yang hasil sama saja, barulah dr B memberikan opsi (pilihan kepada Yani), untuk dilakukan operasi kembali atau usus anak di potong kembali.

“Saya kesal saat diberikan dua opsi tersebut. Kenapa tidak dari awal saja usus anak saya di potong kembali biar aman. Namun ketiga saya meminta opsi tersebut, dr pun mengatakan di RS Bari tidak ada Dokter bedah anak, akhirnya di rujuk ke RS Hermina,” ungkap Yani, yang tidak terima dengan kondisi anaknya yang sudah lemah.

Yani dan Herman pun menuturkan kesal atas peristiwa ini. “Harusnya, jika mau dirujuk dari awal ke RS tipe A. Bukan dari RS tipe B ke RS tipe C. Memang kami ini memakai KIS, namun kami meminta bantuan atas kesehatan anak kami,” katanya.

Atas peristiwa ini, Yani dan Herman, berencana melayangkan laporan ke pihak Kepolisian. “Kami berharap ada yang perhatian kepada kami. Kami orang susah, jangan dipermainkan,” tuturnya. (ANA)

    Komentar