SUARAPUBLIK.ID, PALEMBANG – Cuaca dingin dalam satu pekan ini menyelimuti wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), khususnya Palembang. Ternyata, hal ini terjadi karena jarak Bumi saat ini berada pada titik terjauh dari Matahari atau yang biasa disebut Fenomena Aphelion.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Klimatologi kelas 1 Palembang, Nandang Pangaribowo menjelaskan, fenomena alam Aphelion ini lumrah terjadi setiap tahunnya. Aphelion tidak bisa dilihat secara langsung karena bukan fenomena kenampakan objek langit.
“Perputaran Bumi terhadap Matahari itu tidak bulat, di mana saat Bumi menjadi lebih dekat dengan Matahari dan ada juga di mana saat Aphelion, jarak Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari,” kata Nandang, Kamis (15/7/2021).
Menurut Nandang, dampak dari fenomena ini tidak signifikan terhadap Bumi. Apalagi, saat ini tengah berlangsung musim Kemarau, karena biasanya angin musim Australia membawa angin kering dan sifatnya dingin.
“Sehingga memang untuk Indonesia Bagian Barat, khususnya angin yang bertiup dari Selatan pulau Jawa hingga sampai Pulau Sumatera, diperkirakan akan merasakan angin musim Australia tersebut, dengan suhu yang lebih dingin dari biasanya,” ungkapnya.
Nandang memperkirakan efek dari Aphelion ini akan terjadi sepanjang musim kemarau. Jika untuk wilayah Sumsel,bfenomena ini diperkirakan berlangsung dari Juli hingga Agustus 2021.
Ditambahkanya, saat ini Sumsel tengah terjadi peningkatan curah hujan karena aktifnya Medden Julian Oscillation (MJO). MJO yang aktif mengakibatkan suhu muka laut di wilayah Samudra Hindia meningkatnya, hingga curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat pun turut meningkat.
“Fenomena MJO itulah yang saat ini sedang aktif dan meningkatkan curah Hujan di Sumsel,” terangnya. (ANA)
Komentar