Nyaris Punah, “Hiring-Hiring” Sastra Lisan Komering Mulai Direvitalisasi

OKU Timur, Sumsel1330 Dilihat

SUARAPUBLIK.ID, OKU TIMUR – “Hiring-Hiring” yang merupakan sastra lisan masyarakat Komering, khususnya yang ber- marga Madang dan Semendawai diyakini bakal tinggal cerita dalam beberapa tahun mendatang. Untuk itu, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur mulai menggiatkan revitalisasi “Hiring-Hiring”.

Peneliti ahli muda Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan, Herlinda Rosita mengatakan, pihaknya berupaya melakukan perlindungan bahasa dan sastra di Sumatera Selatan. Salah satunya, Balai bahasa melakukan revitalisasi sastra lisan Hiring-Hiring, sebagai lanjutan kegiatan pada Maret 2021, mengenai vitalitas sastra lisan Hiring-Hiring.

“Setelah dikaji daya hidupnya, vitalitas sastra Hiring-Hiring itu, ternyata ditemukan skala indeksnya itu 0,37 dalam status nyaris punah,” ungkapnya, Hotel Ardan, Belitang, Selasa (21/09/2021).

Untuk itu, lanjut Herlinda, perlu ada upaya nyata dari seluruh pihak untuk menghidupkan kembali sastra lisan “Hiring-Hiring”. Melalui kemampuan dan pengetahuan para narasumber yang ahli dalam “Hiring-Hiring” dapat ditularkan kepada para peserta yang berasal dari guru Bahasa Indonesia, guru seni dan mahasiswa seni.

Baca Juga :  Wabup Bantu 50 Pembeli Pertama Operasi Minyak Goreng

“Dengan melalui pembelajaran atau pewarisan. Kami mempunyai narasumber yang memang ahli dalam ber Hiring-Hiring itu,” imbuhnya.

Menurutnya, dengan adanya respon positif dari para peserta dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur. Pihaknya optimis sastra lisan Hiring-Hiring akan kembali hidup di tengah masyarakat Komering.

“Dari antusiasme dan respon dinas pendidikan, kami dari balai bahasa sangat yakin hiring hiring akan bangkit kembali,” katanya.

Kabid Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur, M Ridwan menambahkan, “Hiring-Hiring” merupakan sastra lisan yang ada di Marga Madang dan Semendawai. Untuk itu, pihaknya mengkhususkan pelatihan “Hiring-Hiring” diikuti oleh sekolah yang berada di jalur komering.

Baca Juga :  Stok Vaksin untuk Anak di Sumsel Kembali Bertambah

“Kami fokuskan sekolah yang ada di jalur komering. Jadi, masyarakat (Komering) yang marga lain, tidak ikut karena masyarakat nya tidak memakai Hiring-Hiring.

Lebih lanjut M Ridwan menjelaskan, pihaknya akan berupaya agar “Hiring-Hiring” dimasukan didalam muatan lokal, dan eskul atau sanggar. Terutama bagi sekolah dijalur Komering dengan marga Madang dan Semendawai untuk wajib sastra lisan “Hiring-Hiring”.

“Kalau tidak direvitalisasi sekarang, dalam 3-5 tahun dari sekarang, (Hiring-Hiring) akan tinggal cerita,” tegasnya.

Sementara itu, Pegiat Budaya, Dr Erwan Suryanegara menambahkan, banyak faktor yang mempengaruhi hilangnya kebudayaan. Salah satunya, kehilangan tokoh adat yang menjaga adat istiadat itu sendiri.

“Sehingga, tidak terjadi transfer ilmu pengetahuan, sehingga semakin lama akan semakin putus,” Paparnya.

Menurut Erwan, perlu ada upaya nyata dari pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama membangkitkan kembali sastra lisan “Hiring-Hiring” yang diyakini bakal tinggal cerita dalam beberapa tahun mendatang. Apalagi, Pemerintah Pusat melalui Kemendikbud, telah mendorong pemerintah setempat untuk membuat Institut Seni Budaya didaerah masing-masing.

Baca Juga :  Tekan Karhutla, Sumsel Perbanyak Izin Perhutanan Sosial

“OKU Timur butuh perguruan tinggi ilmu budaya, agar sastra lisan dan kebudayaan Komering dapat kembali dihidupkan,” ujarnya.

Meski Pemerintah Pusat melalui Kemendikbud telah mendorong Pemerintah Daerah untuk membuat Institut Budaya. Pada nyatanya, Pemda belum tertarik untuk mewujudkan hal tersebut.

“Mungkin info itu tidak sampai, atau adanya paradigma masyarakat bahwa sekolah ilmu budaya akan sulit bekerja. Karena ada paradigma masyarakat, bahwa sekolah untuk bekerja atau menjadi buruh, dan bukan menciptakan lapangan kerja,” tegasnya. (Aan)

    Komentar